Past Future Perfect Tense: Arti, Ciri, Rumus & Contoh Kalimat

Apa itu Past Future Perfect Tense?

Past Future Perfect Tense secara unik membahas masa lampau dengan menghubungkan tiga momen masa lampau. Satu momen di masa depan dari momen lain yang ada di masa lampau, tetapi juga menjadi masa lampau jika dibandingkan dengan momen yang datang setelahnya. 

Past Future Perfect Tense digunakan untuk menggambarkan situasi di mana kita merencanakan atau mengandaikan sesuatu di masa lampau tetapi tidak berhasil dilaksanakan di masa kini. 

Tense ini juga digunakan untuk mengungkapkan sebuah kemungkinan atau gagasan tentang masa depan di masa lampau yang kebenarannya tidak bisa dipastikan. Dengan kata lain, tense ini digunakan saat kita berandai-andai akan sesuatu (conditional sentence type 3). 

Ciri-ciri Past Future Perfect Tense

Past Future Perfect Tense tentunya memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan tenses lain. Nah, dengan memahami ciri-cirinya, kamu bisa jadi lebih mudah dalam memahami Past Future Perfect Tense dan kegunaannya secara keseluruhan. Berikut ciri-cirinya: 

• Past Future Perfect Tense menggunakan auxiliary verbs atau kata kerja bantu yaitu “should” dan “would” yang merupakan bentuk lampau dari “shall” dan “will” yang biasa kita temukan di Simple Future Tense
• Auxiliary verbs “should” dan “have” dapat digunakan dengan subjek apapun
• Kata kerja yang digunakan dalam tense ini adalah past participle (V3)
• Complements atau kata pelengkap dapat mencakup objek, keterangan waktu, dan keterangan tempat.

Rumus Past Future Perfect Tense

Terdapat dua rumus dalam Past Future Perfect Tense yaitu verbal dan nominal. Simak dengan teliti penjelasan berikut, yuk!

1.  Verbal

Rumus yang pertama disebut verbal dikarenakan oleh adanya verb atau kata kerja di dalam kalimat. Begini rumus Past Future Perfect Tense dalam kalimat verbal:

2.  Nominal

Rumus yang kedua ini digunakan untuk Past Future Perfect Tense dalam kalimat nominal. Kalimat nominal berarti kalimat yang tidak memiliki verb atau kata kerja, yang ada hanyalah pelengkap atau complement yang bisa diisi dengan objek, keterangan waktu dan keterangan tempat. Jadi, sebagai gantinya, ditambahkan been yang merupakan bentuk past participle dari be: 

Contoh Kalimat Past Future Perfect Tense

Penjelasannya udah lengkap, nih. Sekarang kita masuk pada contoh kalimat Past Future Perfect Tense, yuk! 

1. Kalimat Positif

• They would have won the game if they had played better defense.
  Mereka pasti akan memenangkan pertandingan jika mereka memainkan pertahanan yang lebih baik.

• I should have submitted the report yesterday, but I forgot.
  Seharusnya saya mengirimkan laporannya kemarin, tetapi saya lupa.

• He would have fixed the car if he had the right tools.
  Dia pasti akan memperbaiki mobilnya jika punya alat yang tepat.

• The field would have been burnt to stubble by the time John returned.
  Ladang itu akan sudah terbakar menjadi tunggul saat John kembali.

• The cat should have been fed before we left for our trip.
  Kucing itu seharusnya sudah diberi makan sebelum kita berangkat.
  
  

2. Kalimat Negatif

• They should not have missed the bus if they had left on time.
  Mereka tidak akan ketinggalan bus jika mereka berangkat tepat waktu.

• I would not have asked him out if he had had a lot of reports to submit.
  Saya tidak akan mengajaknya kencan jika ia punya banyak laporan yang harus diserahkan.

• My sister should not have burnt the cookies if she had followed the instructions.
  Saudaraku tidak akan menghanguskan kukisnya jika ia mengikuti petunjuknya.

• The food should not have been left out overnight; it’s not safe to eat now.
  Seharusnya makanannya tidak dibiarkan di luar semalaman; sekarang tidak aman untuk dimakan.

• The garden should not have been neglected for so long; it’s overgrown with weeds now.
  Kebun seharusnya tidak terbengkalai terlalu lama; sekarang sudah ditumbuhi rumput liar.
  
  

3. Kalimat Interogatif

• Should you have consulted with an expert before attempting the repair?
  Haruskah kamu konsultasi dengan ahli terlebih dahulu sebelum mencoba untuk memperbaikinya?

• Should we have invited Sarah to the party last night?
  Haruskah kita mengundang Sarah ke pesta semalam?

• Should they have known about the event?
  Haruskah mereka tahu tentang acaranya?

• Would he have finished the report if the client had called him?
  Akankah ia menyelesaikan laporannya jika klien meneleponnya?