Cakap, Top Choice Learning Platform.   Download Cakap  
Cakap, Top Choice Learning Platform

Perfeksionis: Arti, Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapi

Istilah perfeksionis bukan lagi sesuatu yang asing kita dengar. Ya, sama seperti namanya yaitu perfect yang berarti sempurna dalam kosakata bahasa Inggris, perfeksionis adalah karakter seseorang yang selalu mengejar kesempurnaan.

Setiap kali melakukan sesuai, pasti semua orang ingin hasil yang terbaik bukan? Begitu pun dengan seorang perfeksionis, tetapi bedanya terkadang sebagian dari mereka kurang bisa menerima kesalahan atau kekurangan.

Lantas, apakah perfeksionis termasuk dalam karakter yang baik atau justru sebaliknya? Yuk simak penjelasan selengkapnya di bawah ini mengenai pengertian,ciri-ciri, penyebab, hingga cara mengatasi sikap perfeksionis.

Table of Contents

Apa itu Perfeksionis?

Pernahkah kamu menuntut diri sendiri untuk menjadi sempurna dan tidak melakukan kesalahan apapun di setiap pekerjaan, atau bahkan sering? Kalau begitu, mungkin saja kamu memiliki sifat perfeksionis.

Pada dasarnya, memiliki sifat perfeksionis bukanlah suatu masalah. Karena hal ini bisa memberikan dorongan secara optimal bagi kamu untuk mendongkrak kualitas diri, terlebih persaingan yang semakin tinggi saat ini, tentu kualitas pekerjaan menjadi hal nomor satu yang dipertimbangkan. 

Eits, tapi segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, lho. Kalau kamu nggak bisa mengelolanya sifat ini dengan baik, justru berpotensi untuk merugikanmu bahkan orang-orang yang bekerja denganmu.

Jadi, apa itu perfeksionis? Perfeksionis adalah suatu sifat yang membuat seseorang menetapkan standar tinggi terhadap performa serta kepribadian mereka. 

Namun, pola pikir tersebut justru sering kali membuat orang-orang selalu merasa tidak puas terhadap apapun yang dikerjakan atau lakukan. 

Orang perfeksionis adalah orang yang akan menghabiskan lebih banyak waktunya untuk menyempurnakan pekerjaannya, bahkan tak peduli dengan waktu istirahatnya.

Beberapa orang memang menganggap perfeksionis adalah suatu motivator alternatif yang sehat. Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar lho padahal. Kenapa? Karena perfeksionisme yang berlebihan akan membuatmu jarang merasa bahagia.

Perfeksionis yang berlebihan bahkan dapat menyebabkan kecemasan, gangguan makan, hingga depresi. Masalah seringan apapun nantinya juga dapat mempengaruhi hubungan pribadimu, baik dengan keluarga maupun teman kerja.

Perbedaan Perfeksionis dan Idealis

Istilah perfeksionis dan idealis sering kali menjadi pro kontra di masyarakat. Banyak yang berpendapat bahwa setiap orang perlu mempunyai idealisme. Tidak salah memang, tapi tak jarang juga yang berpendapat bahwa idealisme dan perfeksionis justru akan menyulitkan diri sendiri.

Jadi, apa sih bedanya perfeksionis dan idealis itu? Pertama-tama pengertian idealisme adalah yaitu hak prinsipal seseorang untuk mempertahankan serta memperjuangkan apa yang menurut mereka perlu dengan cara sendiri. Idealisme menjadi salah apabila melibatkan anarkisme dan mengorbankan kepentingan orang lain.

Sementara, perfeksionis adalah suatu sifat yang membuat seseorang selalu menuntut hasil pekerjaan sesempurna mungkin. Nah, perfeksionis adalah bagian dari idealisme juga.

Intinya, sifat perfeksionis bisa menjadi salah satu idealisme dari seseorang. Sedangkan, idealisme sifatnya lebih general, yaitu mengenai prinsip-prinsip yang dipertahankan oleh seseorang. Dan setiap orang pasti memiliki idealismenya masing-masing.

Perfeksionis, apakah sebuah kelebihan atau kekurangan?

Apa aja sih yang biasanya ada di pikiran orang perfeksionis? Kira-kira seperti ini:

“Ini udah bagus belum, ya?”

“Ah, kayaknya masih ada yang kurang nih? Ulang aja deh”

“Kok ini kayak belum lengkap ya, harus ditambahin apa lagi?”

Beberapa ungkapan contoh perfeksionis yang selalu menghantui orang-orang dengan sifat perfeksionis setiap harinya. Bahkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kesempurnaan itu nggak akan ada habisnya.

Sebenarnya, ada sisi positif dan negatif dari sifat perfeksionis. So, jawabannya tergantung dari bagaimana kamu menyikapinya.

Misal nih, kamu punya sifat perfeksionis tetapi kamu masih bisa menghargai orang lain, atau kamu tidak terbiasa membuang-buang waktu hanya untuk hal yang tidak perlu. Maka, perfeksionis artinya kelebihan yang membantumu menghasilkan pekerjaan secara optimal.

Tapi sebaliknya, ketika seseorang memiliki sifat perfeksionis dan berakhir mengorbankan kepentingan orang lain. Jadinya, sudah pasti bahwa sifat ini tidak baik bukan?

Ciri-Ciri Perfeksionis

Salah satu hal yang sering menjadi ciri-ciri perfeksionis adalah selalu ingin merasa sempurna. Tapi, apakah ada tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat perfeksionis? Berikut penjelasannya.

1. Selalu Dihantui Rasa Takut

Karakteristik pertama dari sifat perfeksionis adalah memiliki ambisi yang didorong oleh rasa takut. Seperti yang kita ketahui, setiap orang pasti berharap bisa mencapai tujuan dan keinginan mereka. 

Dalam proses mencapai hal tersebut, normalnya seseorang akan merasa senang dan puas akan setiap langkah yang diambil, meski lika-liku kehidupan terkadang tidak bisa ditebak.

Namun, hal ini tidak dirasakan oleh orang-orang dengan sifat perfeksionis. Mereka berjalan dengan dorongan rasa takut jika tidak bisa mencapai tujuannya. Sehingga, mereka cenderung melihat sesuatu yang kurang memuaskan karena ketakutan tersebut.

2. Tidak Pernah Merasa Bersyukur

Karena sifat perfeksionis selalu menuntut kesempurnaan, mereka tidak pernah merasa cukup. Ya, meskipun kamu sudah berusaha semaksimal mungkin dan menghabiskan banyak waktu, dengan sifat perfeksionis yang tidak sehat, kamu tidak akan merasa puas.

Lebih parahnya lagi, apresiasi apapun tidak berpengaruh terhadap mereka. Perasaan tidak puas tersebut membuatnya harus memperbaiki hasil kinerja yang justru berakhir membuang-buang waktu.

3. Memiliki Standar yang Tidak Realistis

Setiap orang berhak bermimpi setinggi apapun itu, tapi pastikan mimpi tersebut realistis sehingga kamu tidak perlu terjatuh dari ketinggian an merasa sakit. Begitu bukan?

Nah, untuk orang-orang perfeksionis, mereka telah menetapkan pencapaian yang sering kali tidak realistis atau terlalu tinggi dari awal perjalanan. Jangan salah, mereka tidak akan enggan melakukan apapun untuk mencapai tujuan tersebut. 

4. Fokus pada Hasil

Proses merupakan perjalanan yang penting dalam kehidupan seseorang. Entah bagaimana hasil akhirnya nanti, kita akan selalu banyak belajar dari yang namanya proses.

Sehingga, orang-orang sukses biasanya sangat menghargai proses mereka untuk mencapai kesuksesannya saat ini. Di sini lain, orang perfeksionis hanya akan mementingkan hasil akhir.

Mereka cenderung mengabaikan setiap proses yang dijalani dan fokus pada hasil akhir yang harus sempurna nantinya. Karena ini, kamu bisa saja lho mengabaikan pelajaran berharga sebagai bekal tantangan di masa depan.

Baca juga : Tips dan Cara Agar Produktif Setiap Hari, Bukan Cuma “Sibuk”!

Jenis-Jenis Perfeksionis

Perfeksionis memiliki sisi positif dan negatifnya. Itulah mengapa perfeksionis terbagi menjadi dua jenis, yaitu perfeksionis sehat dan neurotik.

Perfeksionis Sehat

Dari namanya saja, kita sudah bisa menilai bahwa jenis perfeksionis yang satu ini merupakan sisi positif dari sifat perfeksionis. Orang-orang yang memiliki karakter ini memiliki standar tinggi tapi bisa dikatakan masih realistis.

Mereka akan melakukan yang terbaik untuk menjadi versi terbaik dari dirinya, bukan hanya menginginkan validasi dari orang lain atau takut tidak disukai oleh orang lain.

Orang dengan perfeksionis sehat akan melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan menghargai setiap prosesnya. Bahkan, mereka bisa menjadi suatu kegagalan sebagai bahan evaluasi untuk menjadi lebih baik.

Perfeksionis Neurotik

yang kedua adalah perfeksionis neurotik atau maladaptif perfeksionis, yaitu orang-orang yang tidak hanya memiliki standar tinggi tetapi juga cenderung nggak realistis.

Perfeksionis neurotik akan berusaha keras untuk menjadi yang terbaik dari semua orang. Ketika standarnya tidak tercapai, mereka akan menyalahkan diri sendiri bahkan melimpahkannya pada orang lain.

Nah, dari kedua jenis perfeksionis di atas, keliatan kan gimana bedanya? Perlu Sobat Cakap garis bawahi bahwa tidak ada salahnya memiliki standar tertentu dan berusa  yang terbaik. 

Tetapi, jika semua harus sempurna dan tidak bisa menjadikan kegagalan menjadi sebuah pelajar, yang ada kamu malah akan merasa capek sendiri.

Mengapa Orang Menjadi Perfeksionis

Penyebab utama mengapa orang menjadi perfeksionis karena mereka merasa tidak aman (insecure) terlebih terhadap orang lain. Jadi, mereka melakukan sesuatu dan hasilnya tidak sempurnah, mungkin karirnya akan terancam.

Selain itu, penyebab seseorang memiliki sifat perfeksionis neurotik adalah keinginan untuk diterima seseorang. Dengan kata lain mereka takut tidak disukai orang lain. Semakin sempurna, maka orang akan semakin suka. Begitulah prinsip yang selalu diterapkan. 

Di samping dari lingkungan luar, faktor pengasuhan di rumah juga berpengaruh, lho. Kalau orang tua selalu menuntut anaknya untuk menjadi sempurna, tak heran jika anak tersebut pada akhirnya memiliki sifat perfeksionis yang tidak sehat. 

Cara Mengatasi Perfeksionis

Lalu, apa sih yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi sifat perfeksionis tidak sehat? Terapkan beberapa tips berikut ini biar hidupmu lebih tenang, antara lain:

  • Hilangkan pikiran selalu ingin menang dari orang lain.
  • Jangan pernah takut gagal atau melakukan kesehatan, karena proses ini yang nantinya akan membantumu menuju kesuksesan.
  • Belajar dikotomi kendali, yaitu suatu prinsip stoik yang menyatakan bahwa “kamu nggak bisa memaksakan hal-hal di luar kendali, tapi kamu dapat mengoptimalkan hal apa saja yang bisa dikendalikan.”
  • Selalu merasa bersyukur. Meskipun klise, tetapi hal ini akan sangat berpengaruh . Jangan lupa untuk menunduk sesekali dan mensyukuri setiap hal yang kamu punya, baik itu besar maupun kecil.

Baca juga : Hustle Culture – Pengertian, Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasi

Cara Menghadapi Orang Perfeksionis

Jika sebelumnya kita sudah membahas tentang pengertian, ciri-ciri, penyebab dan cara mengatasinya, maka yang tidak kalah penting adalah bagaimana cara menghadapi orang perfeksionis.

Ya, kamu pasti akan menemukan orang-orang dengan karakter seperti ini, baik di lingkungan kerja, sekolah, atau di tempat main. Jangan berpikir untuk mengucilkan mereka, ya.

Justru, orang-orang perfeksionis bisa menjadi partner diskusi yang baik karena mereka cenderung ingin mengetahui banyak hal sekaligus memiliki beragam wawasan. 

Orang perfeksionis juga akan senang bila diberikan tanggung jawab. Tugas yang didelegasikan kepadanya juga akan dikerjakan sebaik mungkin. Inilah sisi positif lain dari sikap perfeksionis. Jadi, untuk menghadapinya, kamu harus pandai melakukan pendekatan yang baik.

Itu dia pembahasan mengenai sikap perfeksionis. Pada intinya, tidak ada yang salah dari menginginkan hasil terbaik. Tetapi, memiliki sifat perfeksionis yang tidak sehat justru akan merugikan dirimu sendiri dan orang lain.

Ketekunan, kerja keras, dan rasa ingin tahu merupakan hal dasar yang perlu dimiliki oleh setiap orang. Yuk coba kenali bagaimana cara melatih kerja keras yang benar dari kursus online yang ada di Upskill Untuk menumbuhkan serta meningkatkan karakter rasa ingin tahu dan kerja keras yang tepat!

Referensi

  • psychology today
  • personal excellence

Baca juga : 

Hilda
Passionate about education and crafting captivating content, I am a dedicated Content Writer with 5 years of experience in the education industry. I excel at crafting compelling narratives that educate, inspire, and entertain across various topics and subject matters. With a background in Japanese studies, I bring a unique perspective to writing about Japanese culture and language.