Hustle Culture: Pengertian, Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasi

hustle-culture-adalah

Dewasa ini istilah hustle culture banyak diperbincangkan. Hustle culture adalah sesuatu yang erat kaitannya dengan gaya hidup dan pekerjaan. Tanpa diketahui, bisa saja lho kamu salah satu orang yang mengalami hustle culture. Untuk memahami lebih jauh tentang apa itu hustle culture, dampak, cara mengatasi, dan contohnya yuk simak artikel berikut! 

Table of Contents

Apa Itu Hustle Culture?

Hustle culture adalah sebuah standar atau pemikiran bahwa kesuksesan hanya dapat diraih apabila seluruh waktu dan hidupmu dihabiskan untuk bekerja. Mereka yang mengalami hustle culter hanya menyempatkan waktu sebentar saja untuk beristirahat. Tak heran jika orang yang mengalami hustle culture sering disebut dengan workaholic atau gila kerja.

Jika dilihat dari sisi etimologis, hustle culture terdiri dari dua kata bahasa Inggris yang masing-masing memiliki arti. Hustle berarti aksi energik atau mendorong orang lain agar bisa bergerak lebih cepat. Sedangkan culture memiliki arti budaya.

Hustle culture sendiri pertama kali dikenalkan oleh Wayne Oates dalam buku “Confessions of a Workaholic: the Fact About Works Addiction” tahun 1971. Dalam buku tersebut istilah hustle culture diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang bekerja terlalu keras dan mendorong diri sendiri untuk melampaui batas kemampuan, sehingga pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan dan gaya hidup. 

Perbedaan Hustle Culture dengan Quite Quitting dan Toxic Productivity

Hustle culture seringkali disamakan dengan quite quitting dan toxic productivity. Padahal ketiganya merupakan hal yang berbeda secara definisi dan kegiatannya.

Jika hustle culture mengacu pada orang yang bekerja secara berlebihan hingga lupa waktu beristirahat (workaholic). Sedangkan quite quitting adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan kondisi seseorang yang bertahan di pekerjaannya saat ini dan bekerja sesuai dengan proporsi manusia pada umumnya (tetap bekerja dengan seadanya).

Nah kalau toxic productivity adalah istilah yang menggambarkan keadaan di mana seseorang terobsesi untuk terus produktif. Pada titik tertentu, orang-orang dengan toxic productivity akan merasa bersalah karena pada akhirnya ternyata dia merasa tidak melakukan banyak hal di sela-sela waktu yang dimiliki.

Ciri-Ciri Hustle Culture

Apa saja sih tanda-tanda orang yang sudah atau hampir mengalami hustle culture? So, langsung saja ini dia ciri-ciri hustle culture yang perlu diwaspadai. Jika kamu merasakan adanya ciri-ciri berikut dalam diri dan gaya kerja kamu, yuk coba mawas dan diri dan lebih bijak mengatur waktu kerja dan kehidupan pribadi.

  • Selalu memikirkan dan mementingkan pekerjaan, sehingga tidak ada waktu untuk diri sendiri maupun beristirahat.
  • Merasa tidak nyaman jika menghabiskan waktu dengan bersantai, mengambil cuti, dll.
  • Memaksakan diri untuk terus bekerja keras
  • Tidak bisa puas dan menikmati sesuatu yang sudah didapat
  • Memiliki kekhawatiran berlebih atas kesuksesan atau pencapaian orang lain


Penyebab Hustle Culture

Apa sih penyebab seseorang sampai bisa mengalami yang namanya hustle culture? Berikut beberapa penyebab hustle culture yang perlu diwaspadai.

(1) Toxic Positivity

Salah satu penyebab toxic hustle culture adalah adanya paham toxic positivity pada diri seseorang. Apa maksudnya? Toxic positivity menuangkan keyakinan pada seseorang bahwa sesulit apa pun hal atau pekerjaan yang dihadapi, harus tetap berpikir positif. Terlihat seperti sebuah pemahaman dan pemikiran yang baik, bukan? Namun, perlu dipahami bahwa toxic positivity adalah hal yang akan membuat seseorang menahan emosi negatif dan terlalu memaksakan diri.

(2) Standar Hidup yang Mengacu pada Standar Masyarakat

Standar hidup setiap orang sebenarnya terletak pada diri mereka sendiri. Namun, beberapa orang yang mengalami hustle culture menganggap bahwa pencapaian kesuksesan seseorang berdasarkan standar yang berlaku pada masyarakat.

(3) Kemajuan Teknologi

Selanjutnya ada kemajuan teknologi sebagai salah satu penyebab nyata hustle culture di Indonesia dan di negara-negara lainnya. Kemajuan teknologi yang semakin canggih membuat orang bisa bekerja lewat ponsel dan perangkat lainnya. Mereka bisa dengan mudah membuat laporan, presentasi, meeting online, dan banyak lainnya. Hal ini tanpa disadari membuat orang bekerja secara terus menerus tanpa terasa.

(4) Rasa Tanggung Jawab yang Tinggi

Orang dengan rasa tanggung jawab yang tinggi enderung lebih mementingkan apa yang harus dan wajib dilakukan daripada diri sendiri. Mereka akan bekerja lebih keras dari orang-orang kebanyakan yang ada di sekitar. Tanggung jawab memang sangat penting dalam pribadi setiap orang. Akan tetapi, rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan tanpa dibarengi kontrol yang baik, hanya akan menimbulkan hustle culture.

hustle-culture
Photo from Pexels

Dampak Hustle Culture

Berbicara tentang dampak hustle culture, jelasnya ada dua dampak yang paling disoroti, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Berikut beberapa poin yang bisa diperhatikan dari dampak positif dan dampak negatif hustle culture

Dampak Positif Hustle Culture

Meskipun seringkali dipandang dari segi negatifnya saja, namun hustle culture juga memiliki dampak positif lho Sobat Cakap. Berikut ini contoh nyata dari dampak positif hustle culture.

(1) Produktivitas Meningkat

Dampak positif hustle culture yang pertama adalah meningkatkan nilai produktivitas diri. Orang yang mengalami hustle culture cenderung lebih produktivitas, mereka tidak menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang menurutnya tidak penting. Biasanya, orang yang mengalami hustle culture sudah memahami betul apa yang harus mereka kerjakan dan lakukan di setiap waktunya.

(2) Berpotensi Mendapatkan Penghasilan Lebih

Salah satu hasil dari kerja keras setiap hari yang bisa dirasakan adalah meningkatnya jumlah penghasilan. Terlebih apabila mereka tidak hanya memiliki satu pekerjaan saja, tetapi juga ada pekerjaan sampingan. Tentu penghasilannya akan lebih besar dan meningkat.

(3) Berpeluang Mendapatkan Karier yang Lebih Baik

Satu lagi nih dampak positif dari hustle cultur, yaitu berpeluang mendapatkan karier yang lebih baik. Mereka yang bekerja lebih dari yang lainnya, pasti akan sangat menonjol. Baik dari kinerja maupun proses kerjannya. Para atasan juga pasti akan mempertimbangakan mereka yang bekerja keras untuk bisa memanjat jalur karier yang lebih tinggi.

Dampak Negatif Hustle Culture

Buat kalian yang termasuk ke dalam orang-orang penggila kerja atau hustle culture, simak baik-baik beberapa dampak negatif hustle culture yang mungkin akan terjadi dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

(1) Tidak Memiliki Work Life Balance

Hustle culture akan menyebabkan orang tidak memiliki work life balance. Artinya, mereka tidak memiliki keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Orang yang mengalami hustle culture cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja daripada kehidupan pribadinya. Padahal, menjalani kehidupan work life balance sangat penting lho. 

(2) Burnout

Dampak negatif hustle culture selanjutnya adalah terjadinya burnout. Apa sih burnout itu? Burnout adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan fisik, pikiran, mental, dan emosi. Hal ini terjadi ketika seseorang terlalu banyak bekerja tanpa memiliki jeda. So, kalau kamu sudah merasa mengalami ciri-ciri burnout, segera kurangi aktivitas yang membuatmu merasa terbebani.

(3) Mengganggu Kesehatan Fisik

Jangan salah, hustle culture juga bisa berdampak pada kesehatan fisik lho. Sekuat apa pun kondisi tubuh seseorang, jika dibiarkan terus bekerja tanpa diberikan waktu istirahat, tubuh pasti akan mengirimkan sinyal-sinyal berupa kelelahan atau dampak lainnya. Apalagi jika pekerjaan sampai membuat seseorang melupakan jam tidur dan waktu makan.

(4) Tidak Pernah Merasa Puas

Memiliki mimpi dan target yang besar memang bagus, tapi hati-hati jangan terus memaksakan diri dan menjadi orang yang tidak pernah puas dan bersyukur. Hustle culture bisa membuat orang merasa tidak puas diri dan tidak bisa berhenti membandingkan hidupnya dengan orang lain yang lebih sukses. Mereka akan rela mengambil pekerjaan yang lebih banyak demi memenuhi standar kesuksesan yang bisa jadi tidak pernah ada ujungnya.

Cara Mengatasi Hustle Culture

Saat kamu merasa sedang atau bahkan hampir mendekati fase hustle culture, jangan risau. Ada cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi hustle culture. Berikut penjelasannya:

(1) Memahami Batasan Diri

Cara mengatasi hustle culture yang efektif adalah memahami batasan diri. Sebagai orang yang berhak dan bertanggung jawab atas diri sendiri, kamu perlu memahami batasan diri dan membuat batasan yang jelas pada diri sendiri. Hal paling mudah yang bisa diterapkan, seperti mengetahui kapan harus berhenti, kapan harus beristirahat, dan kapan harus bekerja keras. Jangan biarkan dirimu bekerja di luar batas yang tidak bisa dijangkau diri sendiri.

(2) Self-Awareness

Banyak orang yang tidak terlalu mementingkan self-awareness. Padahal tidak ada yang lebih penting daripada mengenali diri dengan lebih baik. Kamu bisa mengatasi hustle culture dengan cara lebih meningkatkan self-awareness, seperti mengetahui apa yang kamu inginkan, apa yang dibutuhkan, apa yang kamu rasakan, apa yang penting bagi hidupmu, dll.

(3) Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Membandingkan diri dengan orang lain dan membuat diri sendiri seakan terlihat lebih kecil dan tidak berarti adalah hal yang paling tidak masuk akal. Berhentilah untuk membandingkan diri dengan orang lain. Setiap orang memiliki jalan dan garis finish yang berbeda. Kamu akan dapat menghindari yang namanya hustle culture jika kamu sudah berdamai dengan diri dan berhenti membandingkannya dengan diri lain.

(4) Jangan Lupa Beristirahat

Inilah hal yang sangat jarang dilakukan oleh orang yang mengalami hustle culture, yaitu lupa beristirahat. Padahal, tubuh selalu butuh yang namanya istirahat. Kamu perlu memberikan waktu bagi tubuhmu untuk istirahat. Istirahat yang cukup akan menghindarkan tubuhmu dari rasa lelah, mengantuk, dan masih banyak manfaat lainnya.

Gimana, penjelasan tentang hustle culture di atas sudah lengkap banget, bukan? Buat kamu yang sudah merasa mulai terperangkap dalam hustle culture, yuk segera perbaiki gaya kerja dan kebiasaan kerjamu! Atau bila perlu, ikuti kelas rasa ingin tahu di Cakap Upskill! Di sana kamu bisa belajar tentang rasa ingin tahu akan diri dan bagaimana cara mengatur waktu sebagai salah satu investasi terbaik.

Referensi:

-djkn.kemenkeu.go.id
-goodhouskeeping.com
-glints.com

Baca Juga:

Lely
Saya adalah pencinta sastra dan gemar menyelami tulisan-tulisan lama. Saya percaya bahwa “Menulis, menciptakan ide/gagasan, dan berbagi pengetahuan adalah cara untuk tetap ada dalam pusaran sejarah”.