Ramadhan, Momentum Meraih Ridha Allah Oleh Gus Yusron Hasyim Muzadi, Lc.

Gus Yusron Hasyim Muzadi

Bagaimanakah cara untuk mendapatkan ridha Allah? Begitulah pertanyaan yang dilontarkan oleh Gus Yusron membuka dakwahnya mengenai, “Ramadhan, Momentum Meraih Ridha Allah” melalui program Awadah Dakwah Festival yang dapat diakses melalui aplikasi Cakap.

Sesungguhnya ketika manusia mendapat cobaan, kebanyakan dari mereka akan merasa marah dan merasa tidak adil kepada Tuhan. Mereka bahkan merasa tidak nyaman untuk menerima kondisi seperti kemiskinan, kehilangan harta, pangkat, peran, kematian anggota keluarga, dan lainnya.

Namun tidak demikian bagi orang yang mempunyai sifat ridha terhadap segala sesuatu yang memang telah ditakdirkan Allah SWT. Justru mereka akan merasa gembira, sehingga dapat terhindar dari penyakit hati, seperti iri hati dan dengki terhadap orang lain, ataupun suuzan terhadap Allah SWT.

Kata ridha berasal dari bahasa Arab, radhiya yang artinya senang hati atau rela. Ridha, menurut syariah, adalah menerima dengan senang hati atas segala sesuatu yang diberikan Allah SWT, baik berupa hukum maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ridha diartikan rela, suka, dan senang hati. Secara bahasa, ridha adalah ketetapan hati untuk mentadaburi keputusan yang sudah ditetapkan.

Dari Abu Hind Ad-Dari, dari Rasulullah Saw, sabdanya: Allah Tuhan yang Maha Perkasa dan Maha Tinggi kekuasaannya berfirman:

 مَنْ لَمْ يَرْضَ بِقَضَائِي ، وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلائِي ، فَلْيَلْتَمِسْ رَبًّا سِوَاي 

Artinya : “Siapa saja yang tidak rela menerima ketetapan-Ku (takdir-Ku) dan tidak sabar menghadapi ujian-ujian-Ku kepada dirinya, silahkan dia mencari Tuhan selain Aku.”

[HR. Ath-Thabrani dan Ibnu ‘Asakir]

Hadits di atas sanadnya lemah, karena di dalamnya ada rawi bernama Said bin Ziyad, dan Faid bin Ziyad, dan mereka adalah rawi-rawi yang lemah. Sekalipun demikian, hadits ini isinya dapat diterima.

Di dunia ini, nasib manusia bermacam-macam, ada yang baik dan ada yang nestapa. Kondisi yang dihadapi setiap orang harus diterima dengan penuh kesabaran. Sebab kalau dia tidak sabar, ke mana dia menggugat? Orang yang Allah takdirkan miskin, lalu dia tidak terima, ke mana dia akan menuntut? Orang yang Allah takdirkan sakit keras, dia tidak terima, lalu ke mana dia mengadukan nasibnya? Yang berkuasa mengatur nasib manusia hanyalah Allah semata. Kematian seseorang hanya Allah yang menetapkan.

Apabila yang bersangkutan membenci kematian, ke mana dia hendak mencari perlindungan? Bukankah segala upaya manusia melarikan diri dari takdir Allah hanya sia-sia? Karena itu, apa yang disebutkan pada hadits di atas sangat masuk akal.

Orang yang tidak ridha bertuhan pada Allah karena mengalami cobaan-cobaan buruk dari Allah, maka silahkan saja dia mencari Tuhan lain guna membebaskan diri dari cobaan buruk yang Allah timpakan kepadanya. Apakah manusia dapat melarikan dirinya dari Allah, Tuhan yang menentukan nasib dirinya?

Seorang sufi yang hidup pada abad pertengahan, Ruwaim, juga mengungkapkan pengertian yang sama. Ia mengatakan bahwa ridha adalah menghadapi ketentuan Allah SWT dengan rasa girang. Seorang sufi wanita terkemuka, Rabi’atul Adawiyah, suatu waktu juga pernah ditanyai tentang kapan seorang hamba menjadi orang yang ridha, kemudian Rabi’ah menjawab, “Bila kegembiraannya di waktu ditimpa bencana sama dengan kegembirannya di kala mendapat kurnia.” (Ensiklopedi Islam Jilid IV, hlm 170).

Dalam tingkatan sufi, ridha pada peringkat pertama merupakan maqam bagi seorang sufi, sedangkan ridha pada peringkat kedua adalah hal yang merupakan karunia Allah SWT. Ridha mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang.

Gus Yusron Hasyim Muzadi, Lc. menjelaskan lebih dalam mengenai, “Ramadhan, Momentum Meraih Ridha Allah” pada kajian Awadah Dakwah Festival 2020 melalui tayangan video berikut ini.

Ramadhan, Momentum Meraih Ridha Allah

Oleh Gus Yusron Hasyim Muzadi, Lc

Ikuti Awadah Dakwah Festival secara LIVE, pukul 16.00 WIB dan 21.00 WIB setiap hari selama bulan Ramadhan hanya di aplikasi Cakap, sebuah platform belajar bahasa, mulai dari bahasa Inggris, Jepang, Mandarin dan Indonesia.  

Jangan lupa untuk download aplikasi Cakap untuk dapat terus tonton video Awadah Dakwah Festival setiap hari selama bulan Ramadhan 1441 H. Cari tau di sini untuk jadwal lengkap  Awadah Dakwah Festival 2020.

Cakap
Cakap adalah platform peningkatan keterampilan yang dirancang untuk memberikan pendidikan berkualitas untuk membantumu menguasai keterampilan dan mencapai lebih banyak dalam hidup