Kumpulan Cerita Ramadan Singkat & Inspiratif untuk Anak

cerita bulan ramadan untuk anak
Image by odua on Freepik

Ramadan adalah waktu yang tepat untuk berbagi cerita dan motivasi untuk si Kecil. Moms & Dads bisa membacakan mereka cerita untuk mengisi waktu menjelang buka puasa. Kali ini Cakap menghadirkan kumpulan cerita bulan Ramadan untuk anak yang singkat namun penuh makna. Yuk, baca selengkapnya! 

Table of Contents

Kesabaran Ahmad

Ahmad adalah seorang pelajar SD yang cerdas dan penuh semangat. Ia sangat menantikan bulan Ramadan setiap tahunnya karena bulan tersebut merupakan momen yang istimewa bagi keluarganya. 

Pada awal Ramadan, Ahmad dan keluarganya bersemangat untuk menjalankan ibadah puasa. Mereka bangun setiap pagi untuk sahur bersama-sama, dan Ahmad pun menjalankan puasa tanpa hambatan. 

Namun, suatu hari, ketika Ramadan memasuki pertengahan bulan, Ahmad mendapatkan cobaan. Dia merasa sangat lapar dan haus di tengah hari yang panas setelah berjalan sepulang sekolah. Dia merasa frustasi dan ingin sekali makan dan minum, tetapi dia tahu bahwa itu akan membatalkan ibadah puasanya. 

Ahmad pun duduk di bawah pohon di halaman belakang rumahnya, mencoba menenangkan diri. Dia mengingat pesan ibunya tentang pentingnya kesabaran dalam menjalani ibadah puasa. Dia memahami bahwa kesabaran adalah kunci untuk melewati cobaan ini dengan baik. 

Dengan tekad yang kuat, Ahmad mulai berdzikir dan membaca Al-Quran. Dia juga mengalihkan perhatiannya dengan bermain dengan adiknya di dalam rumah. Meskipun rasa lapar dan haus masih terasa, Ahmad berusaha untuk tetap sabar dan menjalani sisa hari dengan penuh keikhlasan.

Saat matahari mulai terbenam dan waktu berbuka tiba, Ahmad merasa lega. Dia bersyukur kepada Allah karena telah memberinya kekuatan untuk melewati cobaan tersebut. Dia juga merasa bangga pada dirinya sendiri karena telah berhasil mempraktikkan kesabaran dalam menjalankan ibadah puasanya.

Malam itu, ketika Ahmad bersama keluarganya duduk di meja makan untuk berbuka puasa, dia merasa bahagia. Mereka berbagi cerita tentang pengalaman puasa mereka hari ini, dan Ahmad dengan bangga menceritakan bagaimana dia mengatasi rasa lapar dan haus dengan kesabaran.

Dari pengalaman itu, Ahmad belajar bahwa kesabaran adalah sifat yang sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Dia berjanji untuk terus melatih dirinya menjadi lebih sabar setiap hari, karena dia tahu bahwa kesabaran akan membawa banyak keberkahan dalam hidupnya.

Tarawih di Malam Ramadan

Adit dan keluarganya selalu melaksanakan ibadah salat Tarawih di masjid yang tidak jauh dari rumahnya. Ramadan tahun ini, Ayah mengajak Adit dan Kak Wahyu untuk mencoba salat tarawih di masjid yang berbeda. 

Malam itu, Adit bersama Ayah dan Kak Wahyu pun berangkat ke Masjid Al-Mukminin dengan berjalan kaki. Sesaat setelah mereka sampai, azan Isya pun berkumandang dan mereka pun mulai melaksanakan salat berjamaah. 

Ketika memasuki salat tarawih, Adit merasa bahwa jumlah rakaat salatnya lebih banyak daripada salat tarawih yang biasa ia laksanakan sebelumnya. Ia juga kaget karena imam membaca bacaan salat dengan lebih cepat dibandingkan dengan masjid di dekat rumahnya. 

“Ayah, kenapa salat tarawih di masjid tadi beda dengan di masjid dekat rumah kita?” tanya Adit kepada Ayahnya saat di jalan pulang. 

“Tadi itu kita salat tarawih dan witir sebanyak 23 rakaat, sementara di masjid dekat rumah hanya 11 rakaat. Nah, supaya tidak terlalu lama, bacaan salatnya pun dipercepat,” ujar ayah menjelaskan. 

“Ada bedanya yang salat 11 rakaat dan 23 rakaat, yah?” tanya Adit lagi.

“Sama-sama menjalankan ibadah salat tarawih, hanya berbeda pandangan dalam melaksanakannya. Tidak hanya tarawih, ada banyak ibadah lain yang penyelenggaraannya berbeda karena agama islam sendiri juga sangat beragam. Selama tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan sunah, semua dapat diterima.” 

Malam itu Adit baru mengetahui bahwa pelaksanaan salat tarawih ternyata tidak semuanya sama. Ia jadi ingin cepat-cepat ke sekolah besok dan bertanya pada teman-temannya berapa rakaat salat tarawih di masjid tempat mereka beribadah. 

Puasa Pertama Khaira

Khaira adalah seorang siswi kelas 1 SD yang tahun ini akan menjalankan ibadah puasa Ramadan untuk pertama kalinya. Meskipun sejak TK Khaira sudah belajar mengenai ibadah puasa, tetapi ia belum pernah mencoba secara langsung untuk melaksanakannya. 

Pada hari pertama Ramadan, Khaira dibangunkan oleh ibu untuk makan sahur pada pukul 3 dini hari. Meskipun masih mengantuk, Khaira tetap bangun untuk menyantap hidangan yang disediakan oleh ibunya. 

“Wah, ada ayam goreng,” ungkap Khaira begitu ia sampai di meja makan. Tidak hanya ayam goreng yang merupakan makanan favoritnya, Ibu juga menyiapkan tahu dan tempe kecap serta sayur bayam. 

“Agar puasanya kuat, kita harus mengonsumsi makanan bergizi saat sahur. Kita juga sebaiknya makan makanan berserat seperti sayuran agar pencernaan tidak terganggu.” Ibu menjelaskan sambil mengambilkan sepiring nasi untuk Khaira. 

Hari pertama Ramadan tahun ini jatuh di hari Minggu sehingga Khaira tidak memiliki kegiatan di sekolah. Ia mengisi kegiatannya dengan membaca buku dan menonton tayangan anak di TV. 

Saat siang hari, Khaira mulai merasakan lapar, tetapi ia tahu bahwa ia harus melawan rasa lapar dan lemas tersebut. Ibu pun menyemangatinya dengan mengatakan bahwa akan membuat kolak pisang yang disukai Khaira untuk berbuka puasa. 

Setelah salat zuhur, Khaira tertidur ketika sedang menonton TV. Ia dibangunkan ibu untuk salat asar pada sore hari dan mencium aroma sedap dari arah dapur. Setelah salat Ashar, ia membantu ibu untuk menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. 

Akhirnya waktu berbuka yang ditunggu-tunggu pun tiba. Khaira bersama Ibu dan Ayahnya berdoa dan menyantap makanan lezat yang dimasak oleh ibu. Tidak lupa Khaira juga sangat menikmati kolak pisang yang khusus dibuat ibu untuk menyemangatinya. 

“Wah, selamat Khaira sudah berhasil menyelesaikan puasa pertamanya. Hebat sekali, Ayah bangga,” ungkap Ayah ketika mereka sedang berbuka. 

Ibu pun kemudian menimpali, “Selain berhasil puasa, Khaira tadi juga sudah membantu Ibu memotong pisang untuk kolak, lho. Terima kasih ya, Nak.” 

Khaira sangat bangga karena sudah berhasil menjalankan ibadah puasa pertamanya pada bulan Ramadan tahun ini. Ia juga sangat senang karena mendapatkan pujian oleh Ayah dan Ibu. 

Jago Bahasa Asing, si Kecil Makin Bersaing

Istiqomah untuk Khatam Al-Qur’an

“Mama, Lala berencana untuk khatam Al-Qur’an Ramadan tahun ini,” ujar Lala pada ibunya pada malam pertama Ramadan. 

“Wah, bagus sekali! Jika ingin khatam selama bulan Ramadan, maka Lala harus membaca satu juz setiap harinya. Artinya Lala harus membaca Al-Qur’an lebih dari 1 kali sehari. Apakah Lala siap untuk mencoba?” 

“Lala sudah bertekad, Ma. Lala akan membaca Al-Qur’an setiap selesai salat 5 waktu!” serunya yakin. 

Mulai malam itu, Lala selalu menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an setiap selesai salat. Tidak hanya itu, ia pun sering menolak ajakan bermain teman-temannya jika target bacaan Al-Qur’an hariannya masih belum tercapai.

“Lala kok sekarang jarang main, sih?” tanya Siska, teman sekolah Lala suatu hari. 

“Aku sedang fokus untuk khatam Al-Qur’an selama bulan Ramadan tahun ini,” jawab Lala. Meskipun terkadang ia tergoda untuk ikut bermain, tetapi Lala bertekad dalam hati bahwa ia harus menyelesaikan bacaan Al-Qur’annya. 

Menjelang buka puasa di hari terakhir Ramadan, Lala pun akhirnya menyelesaikan juz 30 yang artinya Lala sudah berhasil khatam Al-Qur’an. 

“Hebat sekali anak Papa!” seru Papa ketika Lala menyambutnya saat pulang bekerja. Mama juga sangat bersyukur dan merasa bangga akan pencapaian Lala. 

Setelah lebaran, Lala mendapatkan kejutan berupa sepeda baru dari Papa dan Mama sebagai hadiah telah berhasil menyelesaikan bacaan Al-Qur’an-nya. 

Hadiah Berpuasa

Haikal adalah seorang siswa kelas 3 SD yang masih belajar berpuasa. Keluarganya memiliki cara unik untuk menyemangati Haikal dalam berpuasa penuh di bulan Ramadan. Setiap hari di mana Haikal berhasil berpuasa sampai magrib, Ayah akan memberikan sejumlah uang untuk ditambahkan ke tabungan Haikal. 

“Nah, puasa tahun ini apa Haikal sanggup untuk berpuasa sebulan penuh?” tanya Ibu pada Haikal. 

“Haikal akan berusaha, Bu. Tahun lalu Haikal belum berhasil, tapi tahun ini Haikal pasti bisa,” jawab Haikal dengan semangat. 

“Seperti tahun lalu, Ayah akan memberikan uang saku tambahan untuk ditabung jika Haikal berhasil puasa sampai magrib setiap hari. Tidak hanya itu, jika Haikah berhasil puasa selama sebulan penuh, maka Ayah akan membelikan Haikal sepatu yang Haikal inginkan.” Ayah menambahkan. 

“Yeay! Terima kasih, Ayah!” seru Haikal senang. Ia memang sedang fokus menabung untuk membeli sepatu olahraga yang sangat ia inginkan. 

Ramadan pun datang, Haikal sangat antusias menyambut bulan puasa tahun ini. Setiap harinya ia berusaha untuk terus berpuasa dengan semangat dan sungguh-sungguh. Setiap berhasil menyelesaikan puasa seharian, Haikal akan mendapatkan amplop kecil berisi sejumlah uang tunai yang bisa ia tabung. 

Menjelang akhir Ramadan, tabungan Haikal sudah bertambah cukup banyak karena puasanya belum ada yang bolong dan batal. Ia juga mulai optimis bahwa ia akan berhasil berpuasa penuh sampai akhir Ramadan. 

Pada hari terakhir Ramadan, Haikal tersenyum senang karena ia kembali berhasil berpuasa seharian penuh. 

“Untuk pertama kalinya Haikal berhasil puasa sebulan penuh. Alhamdulillah. Selamat, ya, Nak!” kata Ibu sambil tersenyum bangga. 

“Alhamdulillah. Insyaallah Ayah akan langsung belikan sepatu Haikal setelah lebaran. Tabungan Haikal disimpan saja dan tetap rajin menabung, ya!” ungkap Ayah sama bangganya. 

“Alhamdulillah, terima kasih, Ayah dan Ibu!”. Dengan motivasi dari kedua orang tuanya tersebut, Haikal bertekad akan berpuasa sebulan penuh lagi tahun depan. 

Demikianlah cerita bulan Ramadan untuk anak yang singkat namun inspiratif untuk memotivasi si Kecil berpuasa. Selain membacakan cerita untuk si Kecil, Moms & Dads juga bisa mengajak si Kecil untuk melakukan kegiatan bermanfaat lainnya selama Ramadan. 

Misalnya dengan belajar bahasa Inggris di Cakap Kids Academy. Berbeda dengan kelas bahasa Inggris anak pada umumnya, Cakap Kids Academy mengusung metode EXPERT (Explore–Practice–Certify) yang interaktif dan menyenangkan. Yuk, daftarkan si Kecil di Cakap Kids Academy sekarang! #SiapaCakapDiaDapat

Baca juga: 

Hilda
Passionate about education and crafting captivating content, I am a dedicated Content Writer with 5 years of experience in the education industry. I excel at crafting compelling narratives that educate, inspire, and entertain across various topics and subject matters. With a background in Japanese studies, I bring a unique perspective to writing about Japanese culture and language.