Belajar Leadership kepada Rasulullah Oleh Kyai Mukti Ali

Belajar Leadership dari islam

Bagaimanakah sosok kepemimpinan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam? Kyai Mukti Ali menjelaskannya di Awadah Dakwah Festival yang dapat diakses melalui aplikasi Cakap. Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam adalah manusia biasa dengan seluruh sifat kemanusiaannya. Sebagai manusia biasa, ia dilahirkan dengan ayah dan ibu, bermain, belajar, bekerja, menikah, dan memiliki keturunan.

 

Beliau berjalan di pasar, membawa barang dagangannya, menyapu rumah, menjahit pakaiannya yang robek, memotong daging serta menyiapkan sayuran di dapur. Beliau juga merasakan apa yang dirasakan manusia pada umumnya seperti rasa harap dan cemas, miskin dan kaya, lapang dan susah, menyendiri dan bermasyarakat.

 

Sebagai seorang pemimpin, beliau berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah di hadapan hukum, memperoleh kemenangan dan kekuasaan, serta merasakah merasakan kekalahan dan kesedihan. Tubuhnya tidak terdiri dari besi, melainkan tulang dan daging biasa. Tulangnya pernah robek dan pelipisnya pernah terluka parah dan dua giginya tanggal terkena pukulan di perang Uhud.

 

Perbedaan satu-satunya antara nabi Muhammad dan manusia biasa adalah beliau diamanati wahyu, mukjizat (sebagai alat pembuktiannya), dan senantiasa dibimbing Allah jika melakukan satu tindakan atau pilihan yang tidak tepat. 

 

Berbagai teori tentang kepemimpinan telah banyak dibahas di berbagai kalangan hanya saja yang menjadi permasalahan kini, adalah belum ada yang mewujudkannya secara keseluruhan dalam dunia nyata sedemikian sehingga dapat benar-benar kita tiru.

 

Meskipun demikian, kita tak semestinya risau, terutama sebagai seorang muslim sebab contoh teladan kepemimpinan itu memang ada dan kita miliki. Dialah Rasul yang mulia Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Rasanya cukuplah beliau sebagai suri tauladan baik kita dari segala bidang termasuk kepemimpinan.

 

Salah satu teori kepemimpinan yang cukup dikenal masyarakat umum, adalah empat fungsi kepemimpinan (the 4 roles of leadership) yang dikembangkan Stephen Covey. Konsep ini menekankan bahwa seorang pemimpin harus memiliki empat fungsi kepemimpinan, yaitu sebagai perintis (pathfinding), penyelaras (aligning), pemberdaya (empowering), dan panutan (model).

 

Kali ini kita akan membahas keempat fungsi kepemimpinan ini dengan menirunya dari Rasul SAW.

 

Fungsi perintis (pathfinding) mengungkapkan bagaimana upaya sang pemimpin memahami dan memenuhi kebutuhan utama para stakeholder­-nya, misi dan nilai-nilai yang dianutnya, serta berkaitan dengan visi dan strategi, yaitu kemana perusahaan akan dibawa dan bagaimana caranya agar sampai ke sana.

 

Fungsi ini ditemukan di dalam diri Muhammad SAW ketika  beliau melakukan berbagai langkah dalam mengajak umat manusia ke jalan yang benar. Muhammad SAW telah berhasil membangun suatu tatanan sosial yang modern dengan memperkenalkan nilai-nilai kesetaraan universal, semangat kemajemukan dan multikulturalisme, rule of law, dan sebagainya. Sistem sosial yang diakui terlalu modern dibanding zamannya itu dirintis Muhammad SAW dan dikembangkan kemudian oleh para khalifah setelahnya.

 

Fungsi penyelaras (aligning) berkaitan dengan bagaimana pemimpin menyelaraskan keseluruhan sistem dalam organisasi perusahaan agar mampu bekerja dan saling sinergis untuk mencapai visi yang telah digariskan.

 

Muhammad SAW mampu menyelaraskan berbagai strategi untuk mencapai tujuannya dalam menyiarkan ajaran Islam dan membangun tatanan sosial yang baik dan modern. Ketika banyak sahabat yang menolak kesediaan beliau untuk melakukan perjanjian Hudaibiyah yang dipandang menguntungkan kaum musyrikin, beliau tetap bersikukuh dengan kesepakatan itu. Terbukti pada akhirnya perjanjian tersebut menguntungkan kaum muslim dan kaum musyrikin meminta agar perjanjian tersebut dibatalkan. Beliau juga dapat membangun sistem hukum dan pertahanan yang kuat, jalinan diplomasi dengan suku-suku dan kerajaan di sekitar Madinah hingga beliau wafat, Madinah tumbuh menjadi negara baru yang cukup berpengaruh pada masa itu.

 

Fungsi pemberdayaan (empowering) berhubungan dengan upaya pemimpin untuk menumbuhkan lingkungan agar setiap orang dalam organisasi perusahaan mampu melakukan yang terbaik dan selalu memiliki komitmen yang kuat. Pemimpin harus mengerti sifat pekerjaan yang diembannya, memahami porsi pendelegasian tanggung jawab kepada karyawannya, mampu memberikan pemahaman untuk apa mereka bekerja, dan bagaimana mereka bekerja, serta mengetahui dukungan sumber daya yang diperlukan unuk menyelesaikan pekerjaan tersebut beserta akuntabilitasnya.

 

Beberapa contoh yang ada pada diri Muhammad, adalah kecakapan dalam mengatur strategi perang Uhud. Beliau menempatkan pasukan pemanah di punggung bukit untuk melindungi pasukan infanteri Muslim. Beliau juga dengan bijak mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar ketika mulai membangun Madinah. Beliau mengangkat  para pejabat atau hakim berdasarkan kompetensi dan good track record.

 

Fungsi panutan (modeling) mengungkapkan bagaimana agar pemimpin dapat menjadi panutan bagi para bawahannya. Bagaimana dia bertanggung jawab atas tutur kata, sikap, dan keputusan yang diambilnya, serta sejauh mana ia melakukan apa yang ia katakan.

 

Sudah tentu Rasul SAW adalah panutan terbaik sepanjang masa. Bahkan Al Quran pun mengatakan bahwa beliau adalah teladan yang mulia. Tingkah lakunya adalah Al Quran. Salah satu contoh, adalah ketika beliau beserta kaum muslimin tengah mempersiapkan perang Khandaq melawan kaum musyrikin. Ketika itu, kaum muslim memakai strategi parit (khandaq). Parit itu digali mengelilingi kota Madinah. Pada saat itu bahkan Rasul pun tak segan untuk turut serta menggali parit tersebut beserta muslimin yang lain.

 

Kyai Mukti Ali menjelaskan lebih dalam mengenai, “Belajar Leadership kepada Rasulullah” pada kajian Awadah Dakwah Festival 2020 melalui tayangan video berikut ini.

Belajar Leadership kepada Rasulullah

Oleh Kyai Mukti Ali

 

Ikuti Awadah Dakwah Festival secara LIVE, pukul 16.00 WIB dan 21.00 WIB setiap hari selama bulan Ramadhan hanya di aplikasi Cakap, sebuah platform belajar bahasa, mulai dari bahasa Inggris, Jepang, Mandarin dan Indonesia.  

Jangan lupa untuk download aplikasi Cakap untuk dapat terus tonton video Awadah Dakwah Festival setiap hari selama bulan Ramadhan 1441 H. Cari tau di sini untuk jadwal lengkap  Awadah Dakwah Festival 2020.



Cakap
Cakap adalah platform peningkatan keterampilan yang dirancang untuk memberikan pendidikan berkualitas untuk membantumu menguasai keterampilan dan mencapai lebih banyak dalam hidup