Kamu pasti tidak asing dengan istilah soft skill dan hard skill sejak masih di bangku kuliah atau bahkan di bangku sekolah. Orang yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler pun sering disebut-sebut memiliki soft skill yang baik. Bahkan ada yang berpendapat bahwa soft skill sebenarnya lebih dibutuhkan di dunia kerja dibandingkan dengan hard skill.
Sementara itu, meskipun istilahnya sama familiar dengan soft skill, hard skill sendiri jarang sekali dibahas lebih lanjut. Tidak sedikit orang yang tahu istilah hard skill, tapi tidak tahu keterampilan apa saja yang termasuk ke dalam kategori hard skill.
Mengetahui perbedaan soft skill dan hard skill akan sangat berguna ketika menuliskan curriculum vitae (CV) untuk melamar internship, magang, atau bekerja. Agar kamu tidak salah, yuk, pelajari lebih lanjut!
Arti Soft Skill dan Hard Skill
Skill dalam bahasa Inggris berarti kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Dalam dunia penegmbangan diri, ada yang disebut dengan soft skill dan ada pula yang disebut hard skill.
Soft Skill
Soft skill adalah jenis keterampilan yang mengarah pada karakter atau kepribadian yang membentuk cara bekerja atau cara menyikapi pekerjaan. Umumnya, soft skill tidak diajarkan secara khusus melalui pendidikan formal dan penilaiannya pun tidak dapat diukur dengan pasti.
Meski demikian, soft skill dapat dilatih, diasah, dan dapat ditingkatkan seiring dengan bertambahnya pengalaman seseorang. Salah satu cara meningkatkan soft skill adalah dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti terlibat aktif dalam organisasi saat sekolah atau kuliah.
Hard Skill
Kebalikan dari soft skill, hard skill justru merupakan keterampilan yang didapatkan dari proses belajar, baik secara formal, maupun nonformal. Keterampilan ini dapat diukur dan dapat dibuktikan, misalnya dengan ijazah atau sertifikat.
Keterampilan yang termasuk hard skill umumnya merupakan penguasaan bidang spesifik yang hanya bisa didapatkan dengan mempelajari bidang tersebut secara khusus. Agar bisa terampil dalam satu bidang hard skill, kamu bisa mengambil pendidikan atau kursus di bidang tersebut.
Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill
Soft skill dan hard skill memiliki perbedaan yang signifikan, terutama bagaimana keduanya diaplikasikan terkait dengan suatu posisi pekerjaan atau keahlian.
Misalnya, untuk menempati posisi sebagai seorang Akuntan, kamu harus menguasai akuntansi, terlepas kamu adalah karyawan junior, senior, atau manajer. Hal ini karena penguasaan akuntansi merupakan salah satu hard skill atau keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk posisi tersebut.
Sementara itu, beberapa soft skill dapat bersifat general dan bisa dimiliki semua karyawan terlepas posisi atau keahlian mereka, misalnya manajemen waktu. Namun, ada pula soft skill yang sangat diperlukan untuk menunjang pekerjaan atau posisi tertentu.
Misalnya, pekerjaan dalam bidang pemasaran lebih mengutamakan keterampilan komunikasi dan persuasi dibandingkan bidang keahlian lainnya. Sementara keterampilan kepemimpinan akan lebih dibutuhkan untuk seseorang di posisi Team Leader atau Manager.
Siapkan Dirimu Jadi Makin Terampil Bersama Cakap Upskill
Contoh Soft Skill dan Hard Skill
Sejauh ini apakah kamu sudah bisa membedakan mana yang termasuk soft skill dan mana yang termasuk hard skill? Biar semakin mengerti, berikut adalah beberapa contoh keterampilan yang termasuk soft skill dan hard skill.
Soft Skill | Hard Skill |
Manajemen waktu Komunikasi Kepemimpinan Kerjasama/kolaborasi Kreatif Inovatif Perhatian terhadap detail Pemecahan masalah Adaptasi Berpikir kritis |
Microsoft Office Adobe Copywriting Graphic Design SEO Java Script Drafting Public Speaking Data Management Bahasa Inggris |
Jika diperhatikan, keterampilan-keterampilan yang termasuk dalam soft skill seringkali dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang pekerjaan. Sementara itu, keterampilan atau kemampuan yang termasuk hard skill bisa dikategorikan menjadi lima berdasarkan bidangnya, yaitu:
- Kemampuan analisis data : Research, Data Visualization, Data Management, dan lain-lain.
- Keterampilan marketing dan kreatif : Social Media, Digital Marketing, Graphic Design, Copywriting, SEO, dan lain-lain.
- Kemampuan komputer : Microsoft Office, Microsoft Outlook, Microsoft OneNote
- Keterampilan teknis : Javascript, CSS/HTML, Phyton, API, dan lain-lain.
- Kemampuan manajemen : Finance, Accounting, Human Resource Management, Public Speaking, dan lain-lain.
Tips Menulis Soft Skill dan Hard Skill di CV
Setelah membahas mengenai soft skill dan hard skill, lantas bagaimana menuliskan keduanya pada CV? Simak tips berikut ini, yuk!
1. Sesuaikan dengan posisi pekerjaan yang dilamar
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah memperhatikan skill apa saja yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang akan kamu lamar. Biasanya pemberi pekerjaan akan menuliskannya pada bagian persyaratan pada iklan lowongan pekerjaan.
2. Masukkan skill yang paling relevan pada bagian Profil
Hal pertama yang akan dinilai dari CV-mu adalah bagian deskripsi profil. Pada bagian ini, kamu bisa menuliskan 2 sampai 3 skill utama yang paling dibutuhkan untuk pekerjaan yang kamu lamar. Pastikan skill tersebut adalah skill yang benar-benar kamu kuasai, ya!
3. Tunjukkan skill yang terkait dengan pekerjaan pada bagian Pengalaman
Bagian pengalaman kerja adalah tempat di mana kamu mendeskripsikan pekerjaan-pekerjaanmu sebelumnya. Pada bagian ini, kamu juga bisa mengimplementasikan skill yang kamu miliki sehingga akan terlihat lebih terhubung dengan pekerjaan sebelumnya.
4. Jangan menuliskan terlalu banyak skill
Selanjutnya, pada bagian Skill di CV-mu, kamu bisa menuliskan maksimal 10 skill yang kamu miliki dalam bentuk poin-poin. Jika memungkinkan, kamu juga bisa membagi bagian skill ini ke dalam tiga bagian yaitu soft skill, hard skill, dan software.
5. Tambahkan skill yang paling diminati di industri yang akan dilamar
Skill ini dapat berupa skill tambahan yang relevan dalam industri tertentu. Misalnya jika kamu melamar pekerjaan sebagai Content Writer, skill relevan yang diminati umumnya adalah penguasaan Search Engine Optimization (SEO).
Baik soft skill maupun hard skill sama-sama penting dalam dunia pekerjaan, sehingga wajib kamu tampilkan di CV-mu. Jika kamu hanya menampilkan soft skill, kamu akan dianggap tidak memenuhi syarat untuk bekerja. Sebaliknya, jika kamu hanya menampilkan hard skill, kamu hanya akan tampak kaku seperti robot.
Btw, sudah tahu belum kalau Cakap Upskill memiliki banyak kursus yang bisa kamu ambil untuk meningkatkan keterampilanmu dalam berbagai bidang? Selain webinar yang bisa kamu tonton secara gratis melalui aplikasi Cakap, ada pula kursus self-paced yang bisa membuatmu makin terampil. Langsung download aplikasi Cakap sekaran juga, yuk! #SiapaCakapDiaDapat
Baca juga: