Apa itu Pengangguran Friksional? Ini Ciri, Penyebab, dan Contohnya

pengangguran friksional
Photo by Michael Burrows from Pexels

Angka pengangguran yang tinggi merupakan salah satu masalah umum yang dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Namun tahukah Sobat Cakap bahwa pengangguran pun ada banyak jenisnya? Salah satu jenis pengangguran adalah pengangguran friksional yang ternyata adalah jenis pengangguran yang paling umum terjadi di Indonesia. 

Misalnya, ketika seseorang baru menyelesaikan pendidikan dan sedang mencari pekerjaan yang sesuai minat dan keinginan. Seseorang ini dapat disebut pengangguran tetapi bukan karena kondisi ekonomi atau kurangnya lapangan pekerjaan. Nah, jenis pengangguran friksional inilah yang akan kita bahas dalam artikel kali ini. Baca selengkapnya, yuk!

Apa itu Pengangguran Friksional?

Pengangguran friksional adalah jenis pengangguran yang bersifat sementara. Berdasarkan KBBI, yang dimaksud dengan pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh adanya tenggang waktu sebelum seseorang mendapatkan pekerjaan. 

Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan mempertemukan pencari kerja dengan lowongan pekerjaan yang cocok sehingga pencari kerja terpaksa menganggur untuk sementara. Pengangguran friksional biasanya terjadi pada seseorang yang baru menyelesaikan pendidikan atau sedang mencari pekerjaan baru. 

Pengangguran friksional merupakan jenis pengangguran paling umum yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan pengangguran friksional merupakan jenis pengangguran yang terjadi secara alami bagaimanapun situasi perekonomian. Pengangguran friksional dapat terjadi dalam situasi perekonomian yang tumbuh, berkembang, dan bahkan stabil sekali pun. 

Ciri-Ciri Pengangguran Friksional

Berdasarkan pengertian di atas, pengangguran friksional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Bersifat sementara;
  • Sering terjadi pada fresh graduate;
  • Merupakan jenis pengangguran yang paling umum terjadi;
  • Tidak dapat dihindari/selalu ada;
  • Terjadi secara alami dalam kondisi perekonomian yang bagaimanapun.

Nah, sekarang Sobat Cakap semakin paham bukan kenapa jenis pengangguran ini termasuk jenis pengangguran yang paling banyak terjadi di Indonesia. 

karakteristik pengangguran friksional
Photo by Andrea Piacquadio

Penyebab Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional dapat terjadi dikarenakan berbagai faktor yang menyebabkan seseorang dalam usia produktif untuk sementara waktu belum atau tidak dapat bekerja. Berikut adalah beberapa faktor penyebab pengangguran friksional yang mungkin terjadi:

1. Kurangnya informasi lowongan kerja 

Dengan perkembangan teknologi saat ini, kurangnya informasi lowongan kerja sudah tidak lagi menjadi hambatan besar bagi para pencari kerja. Meski demikian, hal ini masih menjadi kendala bagi mereka yang tinggal di daerah di mana arus informasi masih amat terbatas.

2. Baru menyelesaikan pendidikan

Sulitnya menemukan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang dan preferensi adalah penyebab utama pengangguran friksional di kalangan fresh graduate. Selain itu, juga ada kecenderungan ingin bersantai sejenak setelah menyelesaikan pendidikan. 

3. Proses rekrutmen yang lama

Sebelum mendapatkan pekerjaan, seorang pencari kerja diharuskan melalui berbagai tahapan rekrutmen yang memakan waktu cukup lama. Dalam proses mendapatkan pekerjaan tersebut maka para pencari kerja dapat dianggap sebagai seorang pengangguran friksional.

4. Ingin mendapatkan pekerjaan impian

Sebagian orang memiliki pekerjaan impian yang ingin mereka lakukan dan memilih untuk tidak “asal bekerja” saat masih mencari. Selama mereka menganggur untuk mendapatkan pekerjaan impian tersebut, mereka dapat disebut sebagai pengangguran friksional. 

5. Mencari pekerjaan baru

Tidak sedikit orang yang memutuskan untuk berhenti bekerja karena ingin mencari pekerjaan baru yang lebih baik. Akibatnya orang tersebut harus menganggur untuk sementara waktu sebelum menemukan pekerjaan selanjutnya.  

6. Berhenti bekerja karena alasan tertentu

Seseorang dapat memutuskan berhenti bekerja untuk sementara akibat kondisi tertentu yang tidak memungkinnya bekerja secara efektif. Misalnya adalah karena kondisi kesehatan tertentu seperti sakit dan mereka yang memutuskan untuk berhenti bekerja karena kehamilan. 

Photo by Karolina Grabowska

Contoh Pengangguran Friksional

Agar penjelasan di atas lebih bisa Sobat Cakap mengerti, berikut adalah beberapa contoh kasus pengangguran friksional yang umum terjadi. 

  1. Setelah menyelesaikan pendidikan di kota, Ananda kembali ke kampung halamannya yang merupakan daerah terpencil. Terbatasnya akses informasi membuat Ananda kesulitan, terlebih dengan sistem rekrutmen online yang menuntut selalu terkoneksi dengan internet. 
  2. Rana baru saja lulus kuliah namun ia memilih untuk beristirahat terlebih dahulu setelah menyelesaikan tugas akhir yang cukup sulit. Selama beberapa bulan, Rana tidak bekerja dan hanya bersantai di rumah menikmati waktu luang sebelum bersiap mencari pekerjaan. 
  3. Karin adalah seorang pencari kerja aktif yang sudah memasukkan lamaran ke  banyak perusahaan. Salah satu proses rekrutmen yang diikutinya berhasil membawanya lolos dalam tiga tahap seleksi sehingga ia memilih fokus pada perusahan tersebut. Sayangnya ia gagal di tahap akhir sehingga harus mengulang proses pencarian pekerjaannya dari awal.  
  4. Kiki adalah seorang fresh graduate yang memiliki keinginan untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sesuai dengan pendidikannya. Seleksi untuk ASN baru dibuka sekitar 8 bulan lagi, namun Frank memilih untuk tidak bekerja sementara menyiapkan diri untuk seleksi tersebut. 
  5. Dedy merasa bahwa karirnya tidak memiliki perkembangan yang berarti setelah bekerja selama lima tahun di sebuah perusahan. Dedy kemudian memutuskan untuk resign dan mulai mencari pekerjaan yang lebih baik di perusahaan lain. 
  6. Kondisi kehamilan yang tidak biasa membuat Sarah yang merupakan seorang karyawan kesulitan untuk tetap produktif bekerja. Setelah berdiskusi dengan suami, Sarah akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja sementara untuk fokus pada kehamilan. 

Kembangkan Potensimu dan Jadi Makin Terampil Bersama Cakap Upskill

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional sulit untuk dihindari dan mustahil untuk dihilangkan sepenuhnya. Meski demikian, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran friksional, baik untuk penyedia pekerjaan maupun bagi calon karyawan:

  • Penyedia pekerjaan harus menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan memanfaatkan berbagai macam platform yang tersedia;
  • Perusahaan dapat mempersingkat proses rekrutmen agar para pencari kerja lebih cepat mendapatkan kepastian apakah diterima atau tidak di perusahaan yang bersangkutan;
  • Pencari kerja harus aktif dalam mencari informasi lowongan pekerjaan sebanyak mungkin dengan memanfaatkan berbagai platform dan koneksi yang ada;
  • Pencari kerja dapat berusaha meningkatkan skill dengan cara mengikuti berbagai pelatihan agar lebih mudah mendapatkan pekerjaan impian;
  • Pencari kerja harus selalu up-to-date dengan kebutuhan kerja terkini dan menyesuaikan diri untuk kebutuhan tersebut; 
  • Memberanikan diri untuk membuka usaha atau bisnis sendiri. 

Nah, setelah penjelasan tentang pengangguran friksional di atas, apakah ada Sobat Cakap yang termasuk salah satunya? Baik fresh graduate maupun pejuang pekerjaan impian, kamu bisa upgrade dirimu di Cakap Upskill, lho! Pengangguran friksional hanya sementara, siapkan dirimu jadi kandidat bertalenta yang siap bersaing di dunia kerja! #SiapaCakapDiaDapat

Referensi: 

  • kitalulus.com
  • quipper.com

Baca juga: 

Hilda
Passionate about education and crafting captivating content, I am a dedicated Content Writer with 5 years of experience in the education industry. I excel at crafting compelling narratives that educate, inspire, and entertain across various topics and subject matters. With a background in Japanese studies, I bring a unique perspective to writing about Japanese culture and language.