Cara Mengatasi Speech Delay Anak yang Efektif & Sederhana

cara-mengatasi-speech-delay-pada-anak

Moms, ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam tumbuh kembang si Kecil. Selain hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan dan makanan bernutrisi, memperhatikan pola dan kelancaran berbicara pada balita juga sangat penting agar jika Moms merasa si Kecil mengalami tanda-tanda speech delay, Moms bisa langsung sigap mengatasinya. So, jangan sampai Moms and Dads tidak menyadari kalau si Kecil mengalami speech delay, ya.

Nah, di artikel ini, kami akan mengajak Moms and Dads untuk lebih mengenal apa itu speech delay dan bagaimana cara mengatasi speech delay itu sendiri. Jadi, jangan sampai lewatkan pembahasan seru ini, ya!

Pengertian Speech Delay

speech-delay-adalah
Photo from Freepik

Apa itu speech delay? Speech delay adalah keterlambatan berbicara yang terjadi pada anak, di mana anak mengalami masa terlambat berbicara pada usia yang seharusnya. Speech delay biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan pendengaran, gangguan neurologis, dan lainnya.

Lalu, kapan kiranya anak dikatakan mengalami speech delay? Umumnya, di usia satu sampai dua tahun, anak sudah mulai berbicara dan melafalkan beberapa kosakata dasar secara konsisten. Jadi, jika di usia lebih dari dua tahun si Kecil belum mengucapkan beberapa patah kata pun, Moms perlu berwaspada karena bisa jadi anak tengah mengalami speech delay.

Untuk mengantisipasi terjadinya speech delay, Moms and Dads perlu memahami ciri-ciri speech delay dan cara mengatasinya. So, keep reading the article ya, Moms!

Ciri-ciri Speech Delay

ciri-ciri-speech-delay
Photo from Pexels

Moms, terkadang secara tidak sadar, ada beberapa ciri-ciri speech delay yang diabaikan hanya karena dianggap sebagai hal kecil dan tidak berbahaya. Akan tetapi, sekecil apa pun ciri-ciri speech delay, harus tetap diwaspadai. Berikut ada 5 ciri speech delay pada anak yang perlu diperhatikan.

Anak Tidak Mengucapkan Kata yang Bermakna

Menginjak usia 1-2 tahun, anak seharusnya sudah aktif mengatakan beberapa kosakata yang memiliki makna, seperti mama, papa, susu, makan, dan lainnya.

Anak yang mengalami kendala berbicara atau speech delay, biasanya cenderung mengatakan sesuatu yang tidak memiliki makna (hanya mengeluarkan bunyi sembarang yang tidak dapat dideteksi maknanya) dan tidak menunjukkan adanya tanda penambahan kosakata yang keluar dari artikulasinya. Di usia 2 tahun, setidaknya anak sudah menguasai lebih dari 20 kosakata.

Anak Tidak Responsif

Melihat sisi keresponsifan pada si Kecil juga bisa membantu Moms and Dads mengetahui ciri-ciri speech delay. Jika di usia lebih dari 1 tahun si Kecil tidak menunjukkan respon saat dipanggil (respon bisa sesederhana menoleh dan tersenyum), maka Moms and Dads harus waspada karena bisa jadi itu menjadi ciri speech delay.

Abai terhadap Sumber Suara

Salah satu ciri anak mengalami speech delay adalah abai terhadap sumber suara. Abai di sini dapat dilihat dari keengganan mencari sumber suara dan bereaksi terhadapnya. Padahal biasanya anak kecil seringkali mencari dan menghampiri sumber suara.

Pada ciri yang lebih serius, anak tidak akan terperanjat dengan bunyi-bunyi seperti petir atau suara keras lainnya.

Memiliki Nada Bicara yang Berbeda

Nada atau aksen berbicara juga bisa menjadi ciri speech delay yang bisa dideteksi. Secara umum, setiap orang yang memiliki dialek yang sama di tempat yang sama, maka akan memiliki aksen dan nada berbicara yang hampir mirip. So, kalau si Kecil memiliki nada yang terbilang sangat berbeda, jangan sampai abai ya, Moms.

Cara Mengatasi Speech Delay Sederhana

cara-mengatasi-speech-delay
Photo from Freepik

Jika anak menunjukkan ciri-ciri speech delay seperti yang dipaparkan di atas, Moms and Dads bisa langsung melakukan beberapa cara untuk mengatasi speech delay berikut ini:

Menggunakan Sedotan saat Minum

Moms, minum menggunakan sedotan ternyata mampu membantu memperkuat otot-otot dalam mulut. Semakin kuat otot-otot mulut, semakin mudah bagi si Kecil untuk mengucapkan sesuatu melalui alat artikulasinya.

Lakukan 3B: Berkomunikasi, Bercerita, dan Bernyanyi Bersama

Sebagai orang tua, Moms and Dads harus aktif mengajak anak berkomunikasi dan berbicara secara dua arah. Dengan begitu anak akan merespon pembicaraan Moms and Dads. Komunikasi juga bisa diterapkan dalam bentuk cerita, Moms bisa membangun komunikasi secara intens melalui cerita-cerita dongeng.

Selain membangun komunikasi melalui perbincangan sederhana dan cerita, Moms and Dads juga bisa mengajak anak bernyanyi bersama. Dengan bernyanyi, satu demi satu kosakata si Kecil akan bertambah. Putarkan lagu anak-anak yang dia sukai, kemudian ulangi dengan bernyanyi bersama.

Hindari Penggunaan Gadget yang Berlebihan

Gadget menjadi salah satu alat yang dengan mudah mencuri perhatian si Kecil melalui games atau video menarik di dalamnya. Jika Moms mendapati si Kecil sudah sangat kecanduan bermain gadget, sebaiknya Moms mencari cara untuk mengatasi kecanduan gadget pada si Kecil.

Terlalu sering bermain gadget akan menghambat si Kecil berkomunikasi dengan orang di sekitarnya karena mereka asyik dengan gadget-nya sendiri. So, sebaiknya si Kecil diarahkan untuk lebih sering bermain bersama teman-teman sebayanya. Hal tersebut akan memudahkan si Kecil belajar berkomunikasi dan berbicara secara langsung.

Melakukan Terapi

Cara mengatasi speech delay pada anak selanjutnya adalah melakukan terapi. Jika Moms and Dads merasa beberapa cara di atas kurang menunjukkan kemajuan, maka Moms and Dads bisa mencoba melakukan terapi. Ada beberapa terapi yang bisa dicoba, seperti terapi wicara, apraxia, dan stuttering. Parents bisa memilih terapi mana yang cocok sesuai dengan kebutuhan anak.

Dari penjelasan di atas, Moms and Dads pasti sudah lebih memahami apa itu speech delay dan cara mengatasinya. Sehingga Moms and Dads bisa mengenali lebih dini jika anak menunjukkan ciri-ciri speech delay.

Baca Juga:

Lely
Saya adalah pencinta sastra dan gemar menyelami tulisan-tulisan lama. Saya percaya bahwa “Menulis, menciptakan ide/gagasan, dan berbagi pengetahuan adalah cara untuk tetap ada dalam pusaran sejarah”.