“Jaman sekarang kalau nggak unik, customer kita akan cari yang murah.” adalah salah satu kalimat pembuka yang dikutip oleh pembicara Cakap Upskill kali ini, yaitu David F Saragih, Founder & CEO EL Edu. Sesuai dengan topik Cakap Upskii, Unique Selling Proposition Strategy for Powerful Marketing, pembahasan kali ini akan fokus pada marketing dan USP.
Buat kamu yang baru atau sedang merintis sebuah usaha dan penasaran bagaimana cara serta teknik marketing yang maksimal untuk memperkuat USP kamu? Yuk, simak kelas yang satu ini!
Marketing
Salah satu poin utama dalam sebuah bisnis adalah marketing. Marketing berperan sangat penting dalam mengembangkan segalanya, terutama untuk USP (Unique Selling Proposition). Meskipun topik ini sering dibahas, namun tak jarang orang keliru mengartikan definisi dari marketing itu sendiri. Lantas, apa sih sebenarnya marketing itu?
Marketing adalah aktivitas dan proses menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klein, mitra, dan masyarakat umum.
Marketing dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.
Singkatnya, runtutan dari proses marketing adalah sebagai berikut
Proses marketing → menciptakan → mengkomunikasikan → menyampaikan → mempertukarkan tawaran yang bernilai → pelanggan klien, mitra, dan masyarakat umum.
Seorang pakar yang bernama Simon Sinek, dia membuat buku namanya Start With Why?, dan mengatakan bahwa untuk memulai sesuatu bukan dengan pertanyaan what atau how, tetapi selalu memulai dengan pertanyaan why?
- (why) mengapa kamu melakukan apa yang kamu lakukan? apa tujuan dibalik usaha kamu?
- (how) bagaimana kamu melakukan apa yang kamu lakukan? apa USP-mu? USP adalah titik temu antara apa yang dimiliki brand kamu dan apa yang diinginkan pelanggan kamu.
- (what) apa pekerjaanmu? apa produk atau layananmu?
Mengenal USP
USP adalah singkatan dari Unique Selling Proposition, adalah pertemuan antara apa yang dimiliki oleh brand kita dan apa yang diinginkan oleh customer kita.
Terkadang, kita terlalu sibuk dengan yang namanya kompetitor, sampai akhirnya kita kekuatan internal yang ada pada perusahaan atau produk kita.
USP menekankan untuk fokus pada internal, fokus pada apa yang bisa dikontrol, dan fokus pada kekuatan yang dimiliki. USP harus selalu dijaga, dipelihara, dan dikembangkan.
Pertanyaan yang penting untuk diajukan dalam membentuk USP adalah
- Apa yang diinginkan pelanggan?
- Apa yang dimiliki brand Anda?
- Apa yang dimiliki kompetitor?
Temukan Bakat Terpendammu dan Kembangkan Bersama Cakap Upskill
Apa Itu BRAND?
Dalam kesempatan ini, Pak David juga menerangkan tentang apa itu brand. Menurutnya, brand merupakan segala hal yang terkait dengan produk, layanan, perusahaan, dan atribut lainnya baik yang berwujud maupun tidak ada wujudnya. Brand menjadi reputasi, image atau citra perusahaan ataupun produk yang akan membuat pelanggan tertarik dan memilihnya.
Terdapat perbedaan mendasar antara brand dan merek, merek merupakan sebuah nama, sedangkan brand adalah sebuah citra. Setiap produk (baik barang/layanan) di lini bisnis apa pun pasti memiliki merek, tapi semuanya belum tentu memiliki brand.
Untuk membangun sebuah perusahaan baru, tentukan dulu apa brand yang menjadi citra perusahaan kamu.
Lalu, ingat satu hal! Jangan pernah lupa kalau brand bukanlah program kerja, bukanlah slogan, bukanlah tema tahunan, bukanlah merek, tapu brand adalah ANDA.
Menciptakan → Strength & Weakness
Bagian dari salah satu USP, yaitu apa yang dimiliki brand Anda. Fokuslah pada faktor internal (strength dan weakness)
- Tuliskan hal hal yang dilakukan institusi Anda dengan baik
- Tuliskan hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh institusi kamu
Strength sendiri adalah list-list yang dilakukan oleh institusi, seperti disiplin, soal kebersihan, kreativitas tinggi. Strength yang dimiliki harus berjalan secara berkesinambungan dan diteruskan.
WANTS and NEEDS
Dalam poin USP, wants and needs adalah apa yang diingkan oleh para pelanggan. Needs are things that we must have in order to survive, sedangkan wants are the things that we would like to simply enjoy.
Untuk mengetahui wants and needs, kita perlu mengetahui siapa customer kita. Jadi, kita perlu membuat daftar list customer. Contohnya adalah dalam bidang pendidikan, jika customer kita adalah seorang siswa, maka kita perlu mengetahui apa wants dan needs-nya.
Biasanya, wants dari para siswa adalah bermain, guru yang asyik, dan memakan makanan junk food. Sedangkan poin needs-nya adalah bermain sambil belajar, guru yang kreatif, dan healthy food.
Untuk mengetahui priority customer, kamu bisa membuat bagan prioritas yang telah dikategorikan. Misalnya,
- Prioritas 1: kebutuhan tinggi, keinginan tinggi
- Prioritas 2: kebutuhan tinggi, keinginan rendah
- Prioritas 3: kebutuhan rendah, keinginan tinggi
- Prioritas 4: kebutuhan rendah, keinginan rendah
Itulah pembahasan selengkapnya dalam kelas webinar Cakap Upskill yang dibawakan oleh David F Saragih. Untuk kelas webinar menarik lainnya, bisa kamu cek di jadwal Cakap Upskill terdekat, ya!
Baca Juga: