Cakap Upskill x AIESEC: Menyeimbangkan Ekonomi dan Ekologi

cakap-upskill-x-aiesec-ekonomi-dan-ekologi

Sebagai penghuni bumi, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dari kerusakan. Namun, manusia juga memiliki kebutuhan untuk mencari uang untuk memenuhi kehidupannya. Seringkali, manusia merasakan dilema untuk memilih diantara keduanya. Lalu, bagaimana cara menyeimbangkan antara keduanya?

Pada webinar yang diselenggarakan pada 30 Januari lalu, AIESEC Universitas Sriwijaya bersama dengan Cakap Upskill mendefinisikan esensi mencari uang dengan tetap memperhatikan lingkungan. Webinar ini bertema “Rethinking the Connections Between Ecology and Economics”  dan dibawakan oleh kak Wahyu Sulistyatanto yang telah berpengalaman di bidang kesehatan lingkungan.

Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan adalah penurunan kualitas lingkungan dengan hilangnya sumber daya air, udara, dan tanah, kerusakan ekosistem dan punahnya flora dan fauna liar. Kerusakan lingkungan juga dapat membawa dampak yang berkepanjangan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, salah satunya yaitu perubahan iklim.

Kak Wahyu memberikan contoh kerusakan lingkungan yang terjadi pada kasus kebakaran hutan di California. Suhu panas dikombinasikan dengan kelembaban rendah dan angin kencang memperparah penyebaran api di hutan California. Hal ini tentunya mempengaruhi sumber daya air, darat, dan tanah dan merusak ekosistem di dalamnya.

Emisi Karbon sebagai Penyebab Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu perubahan iklim yang diakibatkan oleh adanya jejak karbon. Di Indonesia sendiri, emisi karbon meningkat lebih dari 250% antara tahun 1990 hingga sekarang. Tak hanya itu, diketahui suhu permukaan juga meningkat 0,2°C hingga 0,3°C per dekade.

Emisi karbon sebagai salah satu penyebab perubahan iklim juga dapat berdampak pada kesehatan manusia dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Penyebab dari timbulnya emisi karbon yaitu adanya pembakaran senyawa-senyawa yang mengandung karbon. Emisi karbon juga dapat disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil di bidang manufaktur, transportasi, serta emisi yang diperlukan untuk menghasilkan listrik.

Temukan Bakat Terpendammu dan Kembangkan Bersama Cakap Upskill

Tindakan yang Dilakukan untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan

Lalu, bagaimana cara untuk menyeimbangkan antara ekonomi dan lingkungan? Semua orang yang terlibat memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan mencegahnya dari kerusakan yang diakibatkan oleh emisi karbon. Apa saja tindakan yang sudah dilakukan?

    • Pemerintah: Pada tahun 2015, Indonesia ikut menandatangani Paris Agreement (Persetujuan Paris) yang berisi kesepakatan untuk menghadapi perubahan iklim. Pemerintah Indonesia ikut menyetujui Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengawal reduksi emisi karbon dioksida efektif yang akan mulai berlaku pada tahun 2020.
    • Mitra Dagang: Menurut Persetujuan Paris, semua orang yang punya andil di bidang industri harus memiliki keuangan yang disirkulasikan pada bisnis-bisnis yang sustainable. Yang dimaksud bisnis yang sustainable atau berkelanjutan adalah bisnis yang memberikan dampak positif, baik pada komunitas, lingkungan, maupun masyarakat secara keseluruhan.
    • Pemilik Saham: Sebanyak $54 triliun aset dikelola untuk membantu menangani masalah-masalah perubahan iklim.
    • Pegawai: 87% karyawan beranggapan bahwa bisnis dan perusahaan harus mengambil posisi dalam isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka akan lebih memilih bisnis yang peduli dengan lingkungan.
    • Konsumen: 78% milenial lebih memilih untuk menggunakan produk-produk yang sustainable dan tidak merusak lingkungan.

 

Itu dia penjelasan seputar hubungan ekonomi dan ekologi. Setiap manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dari kerusakan. Jika kamu tertarik mengenai isu-isu lingkungan, kamu juga bisa memperluas wawasanmu di webinar-webinar Cakap Upskill lainnya. Unduh aplikasi Cakap dan jangan sampai ketinggalan jadwal Cakap Upskill lainnya!

Baca Juga:

Lely
Saya adalah pencinta sastra dan gemar menyelami tulisan-tulisan lama. Saya percaya bahwa “Menulis, menciptakan ide/gagasan, dan berbagi pengetahuan adalah cara untuk tetap ada dalam pusaran sejarah”.