Jakarta, 11 Januari 2023
Isu mengenai resesi 2023 masih ramai diperbincangkan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan ekonomi dunia akan masuk jurang resesi di tahun 2023. Hal ini seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan.
Bendahara Negara itu mengatakan, proyeksi resesi ekonomi di tahun depan mengacu pada studi Bank Dunia (World Bank) yang menilai kebijakan pengetatan moneter oleh bank-bank sentral akan berimplikasi pada krisis pasar keuangan dan pelemahan ekonomi.
Dampak negatif resesi yang akan dialami oleh masyarakat di antaranya yaitu kenaikan harga kebutuhan sehari-hari, terjadinya pemutusan kerja massal, kenaikan harga bahan bakar, serta meningkatnya angka kemiskinan.
Pelaku bisnis pun akan mengalami dampak negatif oleh fenomena tersebut, sebagian besar perusahaan menciptakan strategi-strategi untuk memastikan keberlanjutan bisnisnya. Lantas bagaimana pengusaha menghadapi tahun 2023?
Tomy Yunus, CEO Sekaligus Co-founder Cakap berusaha menggali tips bisnis yang berkelanjutan dari Ruslan Tanoko, Wakil Presiden Direktur PT Avia Avian Tbk (Avian Brand).
“Bagaimana sosok Pak Ruslan sewaktu masih kecil?” tanya Tomy mengawali perbincangan.
“Saya sudah cukup sering diajak ke pabrik sama kakek dan orang tua saya sejak kecil, nampaknya memang mereka ingin saya membantu usaha keluarga”, ujar Ruslan. “Namun, dari situ saya yakin bahwa ada nilai yang ingin ditanamkan, bahwa cari uang itu nggak gampang,” tambah Ruslan.
Saat ini PT Avia Avian sudah berusia 44 tahun dan bertahan di tengah persaingan industri cat yang sangat ketat. Sustainability atau keberlanjutan tentu jadi salah satu nilai yang diterapkan perusahaan yang sudah berstatus terbuka sejak Desember 2021 ini. Memastikan keberlanjutan sebuah perusahaan bukanlah sebuah hal yang instan, hal tersebut digali lebih dalam oleh Tomy dalam kanal berbagi video milik Edtech Cakap.
“Apa sebetulnya prinsip bisnis seorang Ruslan Tanoko?” tanya Tomy. Ruslan pun menjawab dengan lugas bahwa tidak ada yang instan dalam berbisnis. “Membangun bisnis itu tidak ada yang instan. Prinsip kita kenapa masih bisa ada sampai hari ini karena kita selalu berupaya untuk berubah terus serta berkontribusi.”
Kontribusi yang disebut Ruslan termasuk didalamnya pada sektor pendidikan dengan membangun ulang bangunan-bangunan sekolah yang sudah perlu diperbaiki. Selain fisik, bagi Ruslan ada hal lain dari aspek SDM Avian yang mutlak diperlukan, dalam keberlanjutan suatu usaha.
“Kalau saya lihat kontribusi seseorang jangan dilihat dari usia, semua (kalangan) dapat berkontribusi. Tapi disisi lain, saya melihat Fresh Graduates masih terdapat disconnect (gap), jadi apa yang mereka pelajari di sekolah (kuliah) belum tentu membuat mereka siap di dunia bisnis. Sehingga mereka yang kuliah bisa menyadari bahwa untuk sukses harus menambah ilmu, karena apa yang dipelajari di universitas belum tentu cukup,” tutup Ruslan yang disertai apresiasi platform edukasi seperti Cakap, yang memberikan ilmu dan melengkapi metode pendidikan yang sudah ada di Indonesia.
Perbincangan selengkapnya sebagai penutup perbincangan tersebut, Ruslan berpesan untuk seluruh generasi yang masih produktif untuk mencintai apa yang dikerjakan.
“Kalau kalian tidak happy pada hari Senin tapi happy pada hari Jumat, I think it’s a clear sign that you don’t love what you do, better find something else. Membangun bisnis pastinya tidak mudah, namun mempertahankan sebuah bisnis dan mengembangkannya juga memiliki tantangannya sendiri,” tutup Ruslan mengakhiri perbincangan tersebut.
Baca juga:
- Cerita dari Mereka yang Ikut Pelatihan Kartu Prakerja di Cakap
- Mengenal Cakap Open Space for Community & Gelaran Programnya
- Cakap Upskill x AIESEC: Pengaruh Jejak Karbon dan Perubahan Iklim pada Permasalahan Laut
- Cakap Upskill x AIESEC: Impact Circle “Konservasi Laut dan Perubahan Iklim di Kawasan Asia Tenggara”