Mengenal Metode Hidroponik dan Perbedaannya dengan Organik

perbedaan hidroponik dan organik
Photo by Pragyan Bezbaruah from Pexels

Sobat Cakap pasti mengenal istilah tanaman hidroponik dan tanaman organik yang dulu mungkin sempat dipelajari di sekolah. Belakangan ini menanam dengan hidroponik semakin banyak dilakukan, terutama untuk sayuran. Lantas apa sih perbedaannya dengan tanaman organik dari segi cara menanam hingga kualitas hasilnya? 

Dalam artikel kali ini kita akan menelusuri kembali apa itu tanaman hidroponik dan tanaman organik serta perbedaan keduanya. Bagi Sobat Cakap yang ingin mencoba menanam sayuran di rumah atau tertarik untuk menjadikannya peluang usaha, baca artikel ini sampai habis, ya!

Table of Contents

Apa Itu Tanaman Hidroponik 

Tanaman hidroponik adalah tanaman yang dibudidayakan dengan memanfaatkan air sebagai medianya. Kata hidroponik sendiri berasal dari kata bahasa Yunani yaitu hydro yang artinya “air” dan ponos yang artinya “daya”. 

Metode pertanian hidroponik menggunakan air dengan kandungan berbagai mineral untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Salah satu jenis tanaman yang sering dibudidayakan secara hidroponik adalah sayuran. 

Meskipun menggunakan air sebagai medianya, kebutuhan air untuk metode hidroponik justru lebih sedikit daripada air untuk bertanam dengan menggunakan tanah. Oleh karena itu, metode budidaya tanaman hidroponik cocok untuk daerah dengan air terbatas. 

Apa Itu Tanaman Organik

Tanaman organik adalah tanaman yang budidayanya dilakukan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia seperti pupuk, pestisida, dan sejenisnya. Metode ini banyak digunakan untuk buah-buahan dan sayuran yang seringkali dinilai lebih sehat karena bebas bahan kimia. 

Tanaman organik tidak menggunakan media yang berbeda seperti hidroponik, melainkan tetap menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Hanya saja dibutuhkan keterampilan dan upaya khusus untuk menghasilkan tanaman yang sehat dan bernutrisi tanpa bahan kimia. 

Nutrisi untuk kebutuhan tanaman didapat dari pupuk kompos yang dibuat dari hasil penguraian bahan alami seperti dedaunan. Sementara untuk menghindari adanya hama pada tanaman, dimanfaatkan organisme alami seperti bakteri pemakan jamur dan sejenisnya. 

hidroponik vs organik
Photo by Anna Tarazevich

Perbedaan Menanam Secara Hidroponik dan Organik

Menanam secara hidroponik dan organik merupakan dua metode pertanian yang dapat dijadikan sebagai pengganti pertanian konvensional. Keduanya cocok diterapkan berdasarkan situasi dan kondisi lingkungan serta menyesuaikan tujuan pertanian jangka panjang. 

1. Esensi dan Tujuan

Metode hidroponik meniru bagaimana alam menumbuhkan tanaman dengan menggunakan elemen-elemen pengganti. Metode ini dinilai lebih efisien sehingga menjadi solusi untuk beberapa masalah lingkungan, terutama yang terkait keterbatasan lahan pertanian. 

Sementara esensi dari menanam secara organik adalah menumbuhkan tanaman dengan menggabungkan tradisi, inovasi, dan ilmu pengetahuan. Metode ini juga sangat mengedepankan keseimbangan lingkungan bagi keseluruhan organisme yang terlibat. 

2. Media

Meskipun tidak secara langsung dalam pengkategorian yang sama, keduanya bertolak belakang dari segi media tumbuh tanaman. Tanaman hidroponik menggunakan air dengan kandungan mineral sebagai medianya dan benar-benar sudah tidak bergantung pada tanah. 

Hal ini bertolak belakang dengan penanaman organik yang masih menggunakan media tanaman konvensional, yaitu tanah. Hal ini karena metode organik mempertahankan proses alami bagaimana tanaman tumbuh dan berkembang. 

3. Kandungan bahan kimia

Poin utama yang paling ditonjolkan dari tanaman organik adalah “tanpa zat kimia” dalam keseluruhan prosesnya. Hal ini sesuai dengan esensi tanaman organik yang mengedepankan proses alami yang baik untuk keseluruhan ekosistem. 

Menariknya, banyak sumber menyebutkan bahwa residu zat kimia yang ditemukan dari tanaman hidroponik pun sangat sedikit dan nyaris tidak ada. Lantas apakah metode hidroponik termasuk organik? Hal ini masih sering diperdebatkan, namun banyak pihak sepakat bahwa esensi menanam secara organik tidak terbatas pada penggunaan zat kimia saja. 

Kembangkan Potensimu dan Jadi Makin Terampil Bersama Cakap Upskill

4. Keunggulan

Jika kamu tertarik untuk mulai bercocok tanam atau mungkin menjadikannya sebagai bisnis, keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Berikut keunggulan bertanam secara hidroponik: 

  • Tidak membutuhkan tanah 
  • Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi pada lingkungan 
  • Keseluruhan proses budidayanya bersih dan steril 
  • Tumbuh lebih cepat dan panen lebih mudah 
  • Hasil panen relatif lebih unggul secara tampilan dan lebih segar 

Sementara itu, bercocok tanam secara hidroponik juga memiliki beberapa keunggulan terutama jika dibandingkan dengan bertani secara konvensional. Berikut adalah beberapa keunggulannya: 

  • Ramah lingkungan
  • Tanaman lebih tahan penyakit 
  • Baik untuk kesehatan tanah dalam jangka panjang
  • Lebih terjangkau dari segi biaya untuk bercocok tanam 
  • Hasil panen lebih sehat dan lebih mahal di pasaran.

5. Jenis tanaman 

Pada dasarnya, baik hidroponik maupun organik dapat diterapkan untuk berbagai macam tanaman, termasuk sayuran. Tidak jarang di Indonesia keduanya diterapkan sebagai hobi rumahan dengan lahan terbatas. 

Beberapa tanaman yang mudah untuk dibudidayakan secara hidroponik adalah selada, tomat, timun, bayam, buncis, dan paprika. Sementara beberapa tanaman yang terbilang mudah untuk ditanaman secara organik antara lain cabe, tomat, kecambah (tauge), wortel, dan kentang. 

beda sayuran hidroponik dan organik
Photo by Mark Stebnicki

Perbedaan Hasil Sayuran Hidroponik dan Organik

Nah, setelah membahas perbedaan cara menanam tumbuhan secara hidroponik dan organik, kita lanjut pada perbedaan hasilnya, terutama untuk sayuran. Benarkah keduanya memiliki perbedaan satu sama lain atau justru sulit untuk dibandingkan? 

Sebenarnya dari segi kualitas hasil baik sayuran hidroponik dan sayuran organik cukup sulit untuk dibandingkan karena bukan metode yang berseberangan. Perbedaan keduanya lebih dititikberatkan pada cara bertani itu sendiri serta esensi dan tujuan diterapkannya.

Meski demikian, banyak pihak sepakat bahwa pertanian dengan cara hidroponik menghasilkan sayuran yang lebih unggul sekaligus lebih ramah lingkungan. Berikut adalah tabel perbandingan perbedaan sayuran konvensional dengan sayuran organik dan hidroponik: 

Sayuran Konvensional Sayuran Organik Sayuran Hidroponik 
Mengandung pestisida dan herbisida Bebas pestisida dan herbisida Bebas pestisida dan herbisida
Dapat mengandung pengawet agar tahan lama Tidak tahan lama karena bebas pengawet kimia Lebih tahan lama meski tanpa pengawet
Kandungan nutrisi tidak begitu signifikan Lebih segar dan nutrisi lebih banyak Rasa, tampilan, dan nutrisi lebih unggul
Pertaniannya berdampak pada lingkungan Pertaniannya berfokus pada keseimbangan lingkungan Pertanian dengan prinsip efisiensi untuk hasil terbaik
Harga lebih terjangkau Harga lebih mahal Harga relatif terjangkau

Nah, demikianlah pembahasan lengkap perbedaan cara menanam tanaman hidroponik dan tanaman organik. Dapat disimpulkan bahwa keduanya sangat berbeda dari segi metode tetapi sama-sama menghasilkan sayuran yang lebih sehat daripada sayuran konvensional. 

Dalam beberapa waktu ke depan Cakap akan membahas mengenai bercocok tanam dengan hidroponik, lho. Jadi, bagi Sobat Cakap yang ingin dapat ilmu lebih banyak, pantengin terus blog Cakap agar tidak ketinggalan, ya! 

Sementara itu, bagi Sobat Cakap yang ingin menambah keterampilan dalam berbagai bidang, kamu bisa ambil kursusnya di Cakap Upskill. Ada banyak kelas yang bisa diambil dengan saldo Kartu Prakerja juga, lho! #SiapaCakapDiaDapat

Referensi:

  • modernfarmer.com
  • ezgrogarden.com
  • theecologist.org
  • ecogardener.com
  • webecoist.momtastic.com
  • trees.com

Baca juga: 

Hilda
Passionate about education and crafting captivating content, I am a dedicated Content Writer with 5 years of experience in the education industry. I excel at crafting compelling narratives that educate, inspire, and entertain across various topics and subject matters. With a background in Japanese studies, I bring a unique perspective to writing about Japanese culture and language.