Ketika menonton anime atau membaca manga, kamu mungkin sering melihat tulisan yang berupa pengulangan seperti zaa-zaa, mogu-mogu, dan lain-lain. Nah, kata-kata tersebut merupakan penggambaran bunyi yang disebut “onomatopoeia” atau dalam bahasa Jepang disebut オノマトペ atau “onomatope”.
Selain merupakan ciri khas dalam anime dan manga, onomatope juga sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, lho. Cari tahu lebih lanjut mengenai onomatope bahasa Jepang ini, yuk!
Mengenal Onomatopoeia
Onomatopoeia berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah menamai sesuatu berdasarkan bunyinya. Meskipun istilah ini terdengar asing, pada dasarnya dalam bahasa Indonesia sendiri kita sudah sering menggunakan onomatopoeia atau onomatope. Misalnya penggambaran suara kucing dengan “meong” dan “cicit” untuk menggambarkan suara tikus.
Dalam bahasa Jepang, onomatope berguna untuk mendeskripsikan sesuatu secara lebih spesifik sehingga membuat suatu kalimat menjadi lebih ekspresif. Ketika diterapkan dalam tulisan, biasanya onomatope ditulis dengan hiragana, tetapi pada manga terkadang ditulis menggunakan katakana.
Daftar Cakap Sekarang, Dapatkan Kelas Bahasa Jepang Gratis
Jenis Onomatopoeia Bahasa Jepang
Sesuai dengan fungsinya untuk menjadikan memberikan deskripsi ekspresif melalui suara, onomatope pun terdiri dari beberapa jenis. Berikut adalah 5 jenis onomatope bahasa Jepang sesuai dengan penggambaran yang hendak diekspresikan.
1. 擬声語 (Giseigo) → Suara orang dan hewan.
2. 擬音語 (Giongo) → Suara yang merupakan suara objek atau alam.
3. 擬態語 (Gitaigo) → Suara yang mendeskripsikan kondisi dan keadaan.
4. 擬容語 (Giyougo) → Suara yang mendeskripsikan perpindahan dan pergerakan.
5. 擬情語 (Gijougo) → Suara yang mendeskripsikan perasaan.
Contoh Onomatopoeia Bahasa Jepang
Agar kamu tidak hanya mengira-ngira, berikut beberapa contoh onomatopoeia yang sering digunakan sehari-hari dalam bahasa Jepang. Kamu mungkin juga sudah pernah melihat beberapa yang digunakan dalam manga. Check it out!
Onomatope | Romaji | Keterangan | Jenis |
にゃん | Nyan | Suara kucing “meong” | Giseigo |
あはは | Ahaha | Suara tawa | Giseigo |
ごろごろ | Goro-goro | Suara guntur | Giongo |
ざーざー | Zaa-zaa | Suara hujat lebat | Giongo |
きらきら | Kira-kira | Mata berbinar | Gitaigo |
ほかほか | Hoka-hoka | Hangat (tubuh atau makanan) | Gitaigo |
のろのろ | Noro-noro | Bergerak dengan lambat | Giyougo |
ぶるぶる | Buru-buru | Gemetaran | Giyougo |
わくわく | Waku-waku | Bersemangat | Gijougo |
もやもや | Moya-moya | Khawatir/bingung | Gijougo |
Raih Beasiswa Kuliah di Jepang dengan Kursus Bahasa Jepang di Cakap
Contoh Penggunaan Onomatopoeia dalam Kalimat
Setelah melihat beberapa contoh onomatope di atas, kamu mungkin penasaran bagaimana penggunaannya di dalam kalimat sederhana. Lihat contoh kalimat berikut ini, yuk!
Contoh 1
昨日の晩から雨がざあざあ降っています。
Kinou no ban kara ame ga zaa-zaa futte imasu.
“Hujan turun dengan lebat sejak kemarin malam.”
Contoh 2
疲れていますので、エリさんはのろのろ歩いています。
Tsukarete imasu node, Eri-san wa noro-noro aruite imasu.
“Karena lelah, Eri berjalan dengan sangat lambat.”
Contoh 3
明日は大学に初日ですから、わくわくします。
Ashita wa daigaku ni shonichi desukara, wakuwaku shimasu.
“Besok adalah hari pertama di universitas, saya jadi bersemangat.”
Contoh 4
その夜は本当に怖かった。体がぶるぶるになっちゃった。
Sono yoru wa hontou ni kowakatta. Karada ga buru-buru ni nacchatta.
“Malam itu sangat menakutkan. Tubuh saya jadi gemetaran.”
Contoh 5
妹は私からのプレゼントが好きと思う。目がきらきらした。
Imouto wa watashi kara no purezento ga suki to omou. Me ga kira-kira shita.
“Saya pikir adik saya menyukai hadiah dari saya. Matanya berbinar-binar.”
Dari beberapa contoh di atas, kamu sudah lebih mengerti bagaimana penggunaan onomatopoeia dalam bahasa Jepang, bukan? Bagi kamu yang ingin memahami lebih lanjut mengenai materi bahasa Jepang lainnya, gabung di kursus Bahasa Jepang Cakap, yuk! Wujudkan harapanmu untuk bisa nonton anime tanpa subtitle, daftar sekarang!
Baca juga: