Cakap, Top Choice Learning Platform.   Download Cakap  
Cakap, Top Choice Learning Platform

Kenali Pola Asuh Otoriter dan Dampaknya bagi Anak

contoh pola asuh otoriter
Image by freepik

Contoh pola asuh otoriter dapat terlihat dari sikap orang tua yang menetapkan aturan yang sangat ketat tanpa memberikan ruang bagi anak untuk berdiskusi. Tidak sedikit orang tua yang tanpa sadar menjadi strict parents dan menerapkan pola asuh otoriter. Memangnya apa sih pola asuh otoriter itu? Yuk, bahas selengkapnya dalam artikel berikut ini! 

Table of Contents

Apa Itu Pola Asuh Otoriter?

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang menekankan pengawasan orang tua untuk membentuk kepatuhan anak. Orangtua dengan pola ini sangat ketat dalam memberikan aturan dan memegang kendali yang sangat tinggi terhadap anak. 

Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak juga hanya satu arah, yang artinya anak tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau perasaannya. Orang tua biasanya mengharapkan ana-anak untuk tunduk dan patuh tanpa adanya diskusi maupun kompromi. 

Contoh Pola Asuh Otoriter

Moms & Dads perlu mengetahui beberapa contoh pola asuh otoriter yang diterapkan dalam pengasuhan si Kecil.  

1. Banyak aturan

Orang tua memiliki aturan yang ketat dan tidak boleh dilanggar oleh sang anak, tanpa pengecualian. Mereka tidak memberi ruang diskusi atau kompromi untuk anak sehingga anak hanya tahu bahwa peraturan tersebut harus dipatuhi tanpa memahami alasan di baliknya.

2. Tidak sabar

Orang tua minim toleransi terhadap kesalahan atau kegagalan yang terjadi pada anak. Mereka tidak sabar dalam menghadapi proses pembelajaran atau kesalahan anak. Pola asuh otoriter mengharapkan anak harus sempurna dalam segala hal.

3. Sering memberikan hukuman

Baik hukuman fisik maupun verbal, hukuman menjadi alat utama untuk menegakkan disiplin pada anak. Tanpa mempertimbangkan dampak emosional atau psikologis, orang tua dengan pola asuh otoriter memberikan hukuman ke anak jika tidak mematuhi peraturan.

4. Kontrol yang tinggi

Orang tua mengontrol segala aspek kehidupan anak. Mulai dari mengatur waktu, aktivitas, hingga hubungan sosial anak. Mereka juga tidak memberikan kebebasan untuk anak mengeksplorasi di luar kendali mereka.

5. Sulit mempercayai anak

Orang tua sulit mempercayai kemampuan anak dalam mengambil keputusan, bahkan untuk hal-hal kecil. Mereka takut anak membuat kesalahan sehingga membuat mereka merasa anak harus selalu diarahkan dan diawasi.

Dampak Pola Asuh Otoriter bagi Anak

Baik dilakukan dengan sadar ataupun tanpa sadar, pola asuh otoriter memberikan dampak negatif secara psikologis untuk anak. Beberapa di antaranya adalah: 

1. Kurang mandiri

Anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh otoriter sering kali tidak memiliki kesempatan untuk belajar sendiri. Mereka selalu diarahkan dan diawasi oleh orang tua sehingga membuat mereka sulit inisiatif dan kurang mandiri dalam menjalani kehidupan. 

2. Tidak berani mengambil keputusan

Anak seringkali merasa takut akan membuat kesalahan, karena setiap kesalahan yang diperbuat akan kena hukuman dari orang tuanya. Akibatnya, mereka tidak berani mengambil keputusannya sendiri. Baik keputusan yang besar maupun kecil, mereka takut tidak sesuai dengan harapan orang tua. 

3. Sulit mengontrol emosi

Anak yang tumbuh dalam pola asuh otoriter sering menahan emosi karena mereka tidak memiliki ruang untuk mengekspresikan perasaannya. Mereka tidak mampu untuk berbicara atau menyalurkan emosi, sehingga mereka merasa tertekan.

4. Agresif

Anak yang dibesarkan dalam pola asuh otoriter yang lingkungannya penuh tekanan dan kontrol, beberapa anak mungkin akan bereaksi dengan perilaku yang agresif sebagai bentuk perlawanan atau frustrasi. Mereka menjadi lebih mudah marah atau memberontak, terhadap orang lain atau di lingkungan luar.

5. Pemalu

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter cenderung merasa kurang percaya diri. Mereka merasa diawasi dan dihakimi, sehingga membuat mereka ragu untuk mengekspresikan diri di depan orang lain. Akibatnya, mereka menjadi tertutup, malu untuk tampil. 

Berikut diatas merupakan contoh pola asuh otoriter. Secara keseluruhan, pola asuh otoriter mungkin efektif dalam menjaga disiplin, namun dapat menurunkan kemandirian dan kepercayaan diri anak. Penting bagi orang tua untuk mencari keseimbangan antara memberi arahan dan memberikan kebebasan yang cukup bagi anak.

Untuk Moms & Dads yang ingin belajar ilmu parenting, Cakap Parents Lyfe Club hadir dengan berbagai kegiatan dan tips seputar parenting. Selain itu, untuk mendukung perkembangan si Kecil sekaligus belajar bahasa Inggris, Moms & Dads bisa banget mempercayakan Cakap Kids Academy. Yuk, gabung sekarang! #SiapaCakapDiaDapat

Baca Juga:

Cakap
Cakap adalah platform peningkatan keterampilan yang dirancang untuk memberikan pendidikan berkualitas untuk membantumu menguasai keterampilan dan mencapai lebih banyak dalam hidup