Yuk, Pahami Six Thinking Hats: Metode Berpikir Yang Dapat Membantu Kamu Mengambil Keputusan

apa itu six thinking hats

Tahukah kamu bahwa dalam banyak hal setiap orang pasti dihadapkan dengan banyak pilihan? Ya, dari sinilah pentingnya memiliki Decision Making Skill. Sebelum kita mengenal metode Six Thinking Hats sebagai trik dalam decision making sebaiknya kamu harus tahu dulu pengertian Decision Making Skill.

 

Apa Itu Decision Making Skill?

Decision Making Skill bisa dikatakan sebagai suatu kemampuan yang wajib dimiliki oleh seseorang dalam membuat pilihan melalui identifikasi suatu keputusan, melakukan pengumpulan informasi, kemudian menilai solusinya. Melalui kemampuan decision making inilah akan membantumu membuat keputusan secara bijak.

 

Decision Making Skill ini sangat penting dan wajib dimiliki terutama bagi kamu pemilik perusahaan atau bagi karyawan. Hal ini karena kesalahan dalam membuat keputusan bisa berakibat fatal apalagi jika berkaitan dengan pengelolaan manajemen karyawan di perusahaan.

 

Dalam pengambilan keputusan itu sendiri kamu harus merasakan bagaimana suatu pilihan tertentu yang berbeda dapat memberikan hasil berbeda. Selain itu, kamu juga harus mengetahui kuatnya keinginan kamu untuk memperoleh keputusan tersebut. Dengan kata lain, decision making sangat membutuhkan prediksi sekaligus penilaian.


Untuk membantumu meningkatkan decision making skill maka kamu bisa menerapkan metode six thinking hats yang dapat membantumu mengambil keputusan.

Pengertian Six Thinking Hats

Bagi kamu yang baru mendengar istilah six thinking hats mungkin terkesan membingungkan. Tapi ternyata, six thinking hats adalah sebuah konsep mind mapping dari. Dimana teknik yang satu ini sangat berguna dalam membantu pengambilan keputusan dengan melihat beberapa opsi sudut pandang.

 

Dengan Six Thinking Hats dapat membantumu mengecek situasi secara detail dan menyeluruh. Konsep dari six thinking hats adalah kurang lebih seperti mind mapping, hanya saja lebih berfokus terhadap pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan kunci dari kesuksesan seseorang ialah yang mempunyai kemampuan berpikir berdasarkan sudut pandang secara rasional dan positif. Hanya saja terkadang mereka gagal melihat persoalan dari segi emosionalnya.

Kenapa Metode Six Thinking Hats Sangat Penting?

Melalui six thinking hats, kamu dapat menemukan dan mencari pemecah permasalahan lewat berbagai pendekatan. Dimana pengambilan keputusan lebih terintegrasi oleh kombinasi dari kemampuan eksekusi, ambisi dan sensitifitas publik yang dapat berpengaruh terhadap kreativitas, keputusan serta melalui perencanaan terbaik.

 

Lahirnya konsep six thinking hats adalah berasal dari seorang psikolog sekaligus filsuf Malta bernama Edward de Bono. Dimana hal tersebut telah disebutkan pada bukunya yang berjudul sama dan diterbitkan tahun 1985 mengenai pendekatan metode six thinking hats.


De Bono awalnya memanfaatkan pendekatan six thinking hats ini dalam membantu aktivitas pekerjaannya untuk memberikan saran dan konsultasi kepada pihak lembaga pemerintah. Sampai akhirnya De Bono mempublikasikan pendekatan tersebut dalam kebutuhan sehari-hari.

Belajar Skill Decision Making di Upskill Cakap, Yuk!

Penjelasan dan Contoh Penerapan Six Thinking Hats

Sesuai dengan namanya, six thinking hats adalah sebuah pendekatan topi berpikir dimana dalam konsep ini ada 6 topi yang dikelompokkan berdasarkan warnanya. Tiap-tiap warna sendiri mempunyai pemikiran yang unik. Berikut penjelasan tentang topi-topi pada six thinking hats, diantaranya :

1. Topi Putih – Objektif (Fact)

Topi berwarna putih umumnya menampilkan pemikiran yang objektif, berdasarkan fakta, dan bersifat analitik. Karena identik dengan warna kemurnian, maka memakai warna putih sendiri lebih memperlihatkan pemikiran secara analisis berdasarkan pengamatan fenomena di sekitar. Selain itu, hasil dari pemikiran ini perlu disimpulkan dengan cara objektif dan tidak dipengaruhi pemikiran-pemikiran secara emosional atau subjektif.

2. Topi Merah – Intuisi (Feeling)

Pengambilan keputusan berdasarkan konsep topi merah pada six thinking hats adalah dengan melihat permasalahan berdasarkan reaksi hati, emosi dan intuisi. Pikirkan pula bagaimana orang lain dapat bereaksi dengan emosional. Sesudah kita membicarakan terkait data, kita masuk ke dalam emosi, perasaan dan intuisi. Pengambilan keputusan ini mengutamakan perspektif secara emosional.

3. Topi Hitam – Kritis dan Skeptis (Caution & Criticalness)

Hitam mengindikasikan pesimisme dan kesuraman. Memakai perspektif topi hitam pada six thinking hats adalah melalui identifikasi masalah, tidak dapat menerima kenyataan, cenderung skeptis.

4. Topi Kuning – Optimis (Brightness & Optimism)

Topi kuning merupakan salah satu pilihan warna cerah yang mendeskripsikan  kepercayaan diri serta mempunyai perspektif positif terhadap persoalan tertentu. Pemakaian topi warna kuning dalam konsep six thinking hats juga dapat diartikan ingin memberikan hasil terbaik.

5. Topi Biru – Ekspektasi Tinggi (Thinking Process)

Topi Biru mengindikasikan warna langit yang ada di posisi tertinggi. Jika berpikir memakai topi berwarna biru artinya kamu melihat permasalahan dari gambaran besar. Sehingga selalu memutuskan sesuatu hal dengan cara memandang ke depan.

6. Topi Hijau – Pemikiran Kreatif (Possibilities & Creativities)

Dalam six thinking hats, warna hijau artinya pemikiran kreatif, menghadirkan ide-ide yang cemerlang dan bersifat asosiatif. Hijau sendiri mengindikasikan warna alam yang mempunyai keragaman dan keunikan tersendiri. Jika berpikir dengan mengandalkan konsep topi hijau ini artinya kamu bisa memberikan hasil berupa inovasi dan memiliki perspektif diluar kebiasaan tanpa memperhatikan standar yang telah ditetapkan.

Konsep dari six thinking hats yaitu sebuah metode mind mapping dengan melihat dampak atas keputusan lewat berbagai sudut pandang berbeda. Dalam hal ini, six thinking hats sendiri memungkinkan kamu untuk dapat mengambil keputusan dengan cara rasional.

Metode ini pun bisa membantu seseorang melalui satu sisi sudut pandang dengan melihat sudut pandang lainnya yang berbeda. Misalnya saja, seseorang yang pesimis dapat melihat berdasarkan sudut pandang positif dan kreatif. Kamu dapat menyusun rangkaian six thinking hats yang berbeda, kemudian sesuaikan dengan tujuan dan proses berpikir untuk memperoleh keputusan sesuai keinginan.

Biasanya urutan dapat dimulai dari konsep topi biru lalu beraneka macam topi berikutnya, berdasarkan kebutuhan selanjutnya diakhiri oleh topi biru. Di samping topi biru, biasanya topi putih pun ikut disertakan, walaupun tak terlalu sering, seperti pada asas pencarian data atau fakta berupa survey maka hal tersebut seringkali diperlukan sebagai awalan.

Sementara topi merah sendiri sebaiknya hanya dipakai sedikit, terlebih pada persoalan-persoalan baru. Namun, bagi yang sudah berpengalaman dalam bidang tertentu pemakain topi merah bisa saja cukup besar.

Supaya teknik Six thinking hats dapat berjalan secara maksimal maka kamu harus berlatih secara rutin. Kamu bisa menggunakan konsep ini untuk menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan sehingga kamu bisa memakainya secara maksimal. Selain itu, keputusan yang dihasilkan berdasarkan teknik ini dirasa cukup mudah dan masuk akal.

Cara Meningkatkan Managerial Skill Pakai Upskill Cakap

Selain dengan teknik six thinking hats di atas, kamu juga bisa tingkatkan kemampuan manajerial pakai upskill cakap. Mengingat kemampuan manajerial sangat penting bagi pemilik usaha, tak ada salahnya untuk terus mengasah skill managerial dengan baik.

Cakap memiliki kelas Upskill yang dapat memberikan  pelatihan dari a sampai z sesuai dengan tingkat kebutuhanmu. Unduh aplikasi Upskill Cakap sekarang juga dan temukan mana jasa atau produk yang tepat untuk membantumu mengelola perusahaan atau karyawan dengan baik melalui pembentukan kebijakan-kebijakan yang tepat.

Baca juga: 

Hilda
Passionate about education and crafting captivating content, I am a dedicated Content Writer with 5 years of experience in the education industry. I excel at crafting compelling narratives that educate, inspire, and entertain across various topics and subject matters. With a background in Japanese studies, I bring a unique perspective to writing about Japanese culture and language.