Workshop with Naila Farhana: Mindset Tepat Belajar Bahasa

naila feature image

Sabtu lalu, Cakap mengadakan workshop bertemakan “English is a Journey, So Enjoy!” bersama Naila Farhana. Naila merupakan seorang Youtuber yang banyak membahas mengenai tips-tips belajar bahasa khususnya bahasa Inggris pada channel-nya.

Saat berusia 17 tahun, Naila pindah ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studinya. Sejak itu, ia tinggal dan menetap di luar negeri. Saat ini Naila sudah tinggal dan bekerja di Belanda. Naila bercerita, kini ia sedang mempelajari bahasa Spanyol.

Pada sesi workshop ini, Naila menceritakan kisahnya hingga akhirnya bisa mencapai kefasihan berbahasa Inggris. Di awal sesi, Naila menyatakan bahwa kefasihan berbicara adalah salah satu masalah utama orang Indonesia yang belajar bahasa Inggris.

Banyak peserta yang menyatakan bahwa mereka tidak merasa percaya diri dan takut salah berbicara bahasa Inggris. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki partner belajar. Menurut Naila, ketakutan melakukan kesalahan ini merupakan rasa yang wajar. Namun, kita harus bisa mengalahkan rasa ketakutan ini dan terus mencoba dan berlatih.

“Gak ada cara cepat, cara curang, jalan tikus untuk menjadi fasih. Hanya dari latihan,” ungkapnya.

3 Faktor Utama

Secara general, ada 3 faktor yang menurut Naila menghambat seseorang untuk menjadi fasih. Yang pertama adalah niat yang kurang kuat dan cara pandang yang salah. Yang kedua, lingkungan yang tidak mendukung. Lingkungan ini bisa berupa orang-orang di sekitar kita, maupun konten-konten yang kita konsumsi setiap hari.

Naila mengatakan, banyak orang-orang yang masih suka melabeli mereka yang mencoba berbicara dengan bahasa Inggris “sok kebule-bulean”. Padahal, terus berlatih secara langsung adalah kunci utama. Oleh karena itu, Naila menekankan pentingnya menemukan lingkungan yang positif dan terus mendukung perkembangan belajar bahasa kita.

Alasan ketiga adalah kurang adanya resources atau teknologi yang membantu. Namun, adanya internet seharusnya faktor ini sudah tidak terlalu menjadi masalah. Bagi Naila, yang kini menjadi persoalan adalah bagaimana memanfaatkan begitu banyaknya sumber dan materi yang ada dengan optimal.

Membentuk Mindset yang Tepat

Tak sedikit peserta yang mengaku mereka seringkali takut mulai berbicara dengan bahasa Inggris karena kerap memikirkan apakah grammar yang mereka gunakan tepat atau tidak. Pada workshop ini, Naila menyatakan salah satu tips menarik untuk membentuk mindset saat belajar.  

Menurut Naila, banyak orang yang masih keliru, melihat bahasa Inggris sebagai pelajaran yang harus dikuasai hingga sempurna. Padahal, bahasa utamanya adalah alat komunikasi.

“Kalau dilihat sebagai sebuah alat untuk berkomunikasi, the burden of being perfect, rasa pressure atau malu itu gak ada,” terusnya.

Menurutnya, grammar seharusnya tidak terlalu dipusingkan dalam belajar bahasa. Ia bahkan mengaku, ia sendiri tidak terlalu paham dengan teori-teori grammar yang rumit. Padahal, grammar bisa dipelajari setelah kita sudah mulai mendapatkan feel dari suatu bahasa. Mempelajari grammar terlalu awal malah akan membuat kita takut dan kewalahan duluan.

Ia bercerita mengenai pengalamannya kehilangan paspor saat berkunjung ke Spanyol. Akhirnya, Naila harus ke kantor polisi. Naila yang awalnya kurang percaya diri dengan kemampuan bahasa Spanyolnya mau tak mau pun harus memberanikan diri berbicara bahasa Spanyol. Dan pada akhirnya, polisi pun memahami penjelasannya.

Inilah yang disebut dengan “fight or flight”, dimana dalam keadaan terdesak kamu dipaksa untuk bisa mengandalkan kemampuanmu yang terbatas untuk menyelesaikan suatu masalah. Ini menjadi contoh bahwa saat dipandang sebagai alat komunikasi, dorongan untuk berbahasa dengan sempurna menjadi pudar. Yang terpenting, apa yang ingin disampaikan mampu dipahami oleh lawan bicara.

Periksa Konten yang Kamu Konsumsi

Coba periksa konten-konten yang kamu baca atau tonton? Apakah dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris? Coba cek setting smartphone kamu. Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris?

Di sini, Naila terus menekankan pentingnya mengkonsumsi konten dalam bahasa yang ingin kita pelajari. Ia bercerita, kemampuan bahasa Spanyolnya langsung meningkat begitu ia menemukan series yang ia sangat sukai.

“Kalau nonton film atau tv show, kamu jadi bisa belajar the natural way of how people speak to each other in their native language,” jelas Naila. Karena terbiasa, kamu jadi tahu cara mengungkapkan sesuatu secara natural tanpa perlu menerjemahkan kata per kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

Semakin banyak kamu mengekspos dirimu terhadap konten-konten berbahasa Inggris, semakin cepat kamu akan terbiasa. Dari konten-konten ini, kamu secara tidak langsung menyerap struktur kalimat dan pola bahasa Inggris tanpa harus memaksakan dirimu untuk mati-matian menghafal satu per satu.

Tips lain adalah dengan mimicking atau mengikuti cara native speaker berbicara. Misalnya saat menonton televisi atau film, kamu bisa menirukan cara tokoh-tokohnya berbicara untuk mengadaptasi pelafalan dan aksen mereka.

Usai membagikan tips ini, Naila mengajak para peserta untuk mengetes kemampuan pelafalan mereka sembari mengoreksinya dengan bermain tongue twister. Terdapat 5 peserta yang memberanikan diri untuk maju ke depan. Di sini, peserta berlatih perbedaan pelafalan ‘sh’ dan ‘s’ bahasa Inggris yang terkadang rancu. Kelima peserta pun mendapatkan buku note dan voucher Cakap Chat 1 bulan.

Usai sesi workshop, peserta pun berfoto dan berbincang dengan Naila, bertukar cerita dan menanyakan lebih lanjut mengenai trik-trik belajar bahasa. Andri, salah satu peserta workshop mengungkapkan kesenangannya mengikuti workshop ini karena selain mendapat ilmu dari pembicaranya, ia juga bisa saling sharing dengan peserta lainnya.

“Di sini gak cuma workshop satu arah aja, tapi dua arah ke semuanya, ke temen-temen pesertanya juga. Jadi aku ngerasa di sini dapet komunitas juga.”

Konsistensi

Yang paling penting dari semuanya tak lain adalah konsistensi. Dari tips-tips ini, akan sia-sia jika tidak secara ulet kamu terapkan. Terus berlatih setiap hari dengan metode yang sesuai dengan gaya belajarmu.

Suatu kebiasaan umumnya akan terbentuk dalam 21 hari dan dalam 3 bulan, kebiasaan itu akan menjadi gaya hidup. Jadi, jadikanlah bahasa Inggris sebagai gaya hidupmu mulai dari sekarang.

Bagi kamu yang ingin menjadikan bahasa Inggris sebagai lifestyle dan mencari lingkungan belajar yang tepat, kamu bisa gabung ke Cakap English Club, dimana kamu bisa belajar dengan guru profesional bersama dengan teman-teman yang juga ingin mencapai kefasihan. Ada juga Cakap Chat, dimana kamu bisa belajar bahasa Inggris dengan guru profesional via chat. Yuk, mulai perjalananmu menuju kefasihan sekarang!

Baca Juga:

Lely
Saya adalah pencinta sastra dan gemar menyelami tulisan-tulisan lama. Saya percaya bahwa “Menulis, menciptakan ide/gagasan, dan berbagi pengetahuan adalah cara untuk tetap ada dalam pusaran sejarah”.