Cerita Felicia M: Perlu Bekal Bahasa Mandarin untuk Tinggal di Negara Singapura yang Multinasional

student testimonial felicia martina

Siapa yang udah nggak sabar nungguin testimoni edisi student Mandarin? Cerita kali ini datang dari salah satu student Cakap, Felicia Martina, yang saat ini sedang mengambil package Mandarin on Demand.

Tidak hanya bercerita tentang alasan memilih Cakap dan pengalamannya selama belajar di Cakap, Felicia juga memberikan kisah menarik seputar pengalamannya tinggal dan bersosialisasi dengan teman-teman multinasionalnya di Singapura. Penasaran? Yuk, baca selengkapnya!

Table of Contents

Kursus di Cakap karena Rekomendasi dari Teman

Di testimoni-testimoni sebelumnya, banyak student yang bercerita tentang pengalamannya mengenal Cakap lewat sosial media atau melalui kenal internet. Namun cerita Felicia berbeda, ia mengaku mengenal Cakap lewat rekomendasi dari temannya.

“Aku tahu Cakap dari temanku yang sama-sama sudah kerja. Waktu itu aku lagi berpikir untuk cari les bahasa Mandarin yang fleksibel, terus teman aku rekomendasiin Cakap karena di Cakap kelasnya online. Student juga bisa ambil kelas malam atau bahkan ambil kelas saat weekend” tuturnya.

Bahasa Mandarin sebagai Bekal untuk Bersosialisasi dengan Teman di Singapura

Ternyata, bekal bahasa Inggris saja nggak cukup buat tinggal di Singapura, bahasa Mandarin juga jadi bekal penting. Meskipun dalam kehidupan kerjanya Felicia menggunakan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, namun ia mengaku bahwa untuk bersosialisasi dengan teman-temannya yang berasal dari berbagai etnis dan kewarganegaraan, lebih nyambung dan lebih sering menggunakan bahasa Mandarin.

“Karena aku tinggal di Singapura, di tengah-tengah teman yang cukup multinasional, kebanyakan orang di sini pakai bahasa Mandarin. Kalau ngobrol pakai bahasa Mandarin bisa lebih enak dan bisa lebih berbaur dengan teman-teman. Mereka juga bisa lebih relate dengan apa yang aku sampaikan menggunakan bahasa mereka (bahasa Mandarin).”

Tidak hanya di kalangan pertemanannya, Felicia mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat yang berusia lanjut juga biasanya berkomunikasi dengan bahasa Mandarin. Dengan berbahasa Mandarin, Felicia akan lebih mudah jika ingin jalan jalan dan wisata kuliner di hawker center di Singapura karena kebanyakan penjual di sana berusia lanjut dan berbahasa Mandarin.

“Banyak orang di sana kadang-kadang ada yang nggak bisa bahasa Inggris, apalagi yang generasi yang lebih tua mereka lebih bisa bahasa Mandarin. Nah jadinya cukup bermanfaat kalau ngerti dan ngomong bahasa Mandarin di sini.” ujar Felicia.

Pengalaman Belajar Bahasa Mandarin di Cakap

Sebenarnya, ini bukan pengalaman pertama Felicia mengikuti les bahasa Mandarin. Sepuluh tahun yang lalu, Felicia juga pernah mengikuti les bahasa Mandarin di tempat lain. Ketertarikannya belajar bahasa Mandarin membawanya untuk kembali mempelajari bahasa Negeri Tirai Bambu ini hingga menjadi seorang master di bahasa Mandarin.

Kini, di Cakap, Felicia sedang mengambil paket Mandarin on Demand 24 kali pertemuan. Kelasnya diambil setiap 2-3 kali seminggu. Sejauh ini, ia sangat menikmati proses belajar di Cakap. Selain jadwal belajarnya yang sangat fleksibel, laoshi atau pengajarnya juga sangat ramah dan sabar untuk mengajar.

Felicia juga bercerita tentang perkembangan bahasa Mandarinnya yang semakin meningkat. “Baru-baru ini aku ketemu temanku yang asli Tiongkok, terus aku coba practice ngomong pakai bahasa Mandarin. Terus dia bilang ada kemajuan dan peningkatan, bahasa Mandarinku lebih lancar.”

Wishlist ke depannya, Felicia ingin mengambil HSK 4, karena sebelumnya dia juga pernah mengikuti HSK 2&3. Ia ingin mendapatkan sertifikasi dan menguji diri sendiri apakah sudah mencapai level yang cukup baik berdasarkan standar bahasa Mandarin itu sendiri.

Hanzi Jadi Materi Favorit Felicia

Kebanyakan orang yang akan maupun sudah belajar bahasa Mandarin, hanzi menjadi momok menakutkan untuk dipelajari. Namun, Felicia berbeda. Ia justru mengakui bahwa belajar hanzi atau belajar tulisan-tulisan bahasa Mandarin sangat menyenangkan bahkan cenderung lebih mudah dipelajari oleh dirinya.

Tidak hanya bercerita tentang materi bahasa Mandarin favoritnya, Felicia juga bercerita seputar materi yang menurutnya cukup sulit, yaitu materi nada dalam bahasa Mandarin. “Di bahasa Mandarin ada 4 nada, kadang susah menggunakan dan membaca nada yang tepat.” tuturnya.

Namun demikian, hal itu tidak jadi masalah karena di kelas, Felicia sering practice membaca bersama para laoshi. Jika ada nada yang salah atau dibaca kurang tepat, laoshi akan segera memberitahu.

Cakap Worth it Banget, Harga Paket Belajarnya sangat Terjangkau!

Saat diwawancara dan diberikan pertanyaan “Apakah Cakap worth it untuk direkomendasikan?”, dengan sigap Felicia menjawab “Cakap oke banget sih, rekomen banget. Terutama buat mereka yang mulai belajar bahasa di tengah kesibukan kerja. Aku rekomen kalau ada temen-temen yang nanya, bisa coba belajar Cakap, harganya juga cukup terjangkau. Apalagi sebelum ambil kelas, bisa cobain Placement Test dan Trial Class-nya dulu, jadi nggak akan salah pilih paket atau level kelas.” pungkasnya.

So, itu dia cerita dan pengalaman belajar di Cakap dari Felica, student Mandarin Cakap. Buat kamu yang ingin lebih jago berbahasa Mandarin seperti Felicia, yuk langsung aja daftar kelas bahasa Mandarin online di Cakap! Di sana kamu bisa pilih jadwal belajar, hingga bisa pilih laoshi favoritmu sendiri, lho. Keren banget, bukan? Tunggu apa lagi, booking kelasnya sekarang karena #SiapaCakapDiadapat!

Baca Juga:

Lely
Saya adalah pencinta sastra dan gemar menyelami tulisan-tulisan lama. Saya percaya bahwa “Menulis, menciptakan ide/gagasan, dan berbagi pengetahuan adalah cara untuk tetap ada dalam pusaran sejarah”.