Cakap, Top Choice Learning Platform.   Download Cakap  
Cakap, Top Choice Learning Platform

5 Cerita Fabel dalam Bahasa Inggris dan Pesan Moralnya!

cerita-fabel-bahasa-inggris

Salah satu cerita atau dongeng yang biasanya jadi favorit anak-anak adalah cerita tentang fabel. Selain menghibur dan menyenangkan, cerita-cerita fabel juga menyimpan banyak pesan moral yang bisa dipetik untuk anak-anak. 

Nah, berikut ini ada beberapa contoh cerita fabel singkat 2 paragraf dalam bahasa Inggris, lengkap dengan terjemahannya.

Table of Contents

Apa Itu Fabel?

Fabel adalah cerita pendek yang biasanya menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya. Hewan-hewan dalam cerita fabel sering kali diberikan sifat dan kemampuan manusia, seperti berbicara, berpikir, dan merasa. Cerita fabel mengandung pesan moral atau pelajaran yang ingin disampaikan kepada pembacanya.

Tidak hanya dalam bentuk novel atau cerita, saking populernya, cerita fabel juga kerap diangkat ke layar TV sebagai acara kartun yang bisa ditonton anak-anak dengan bentuk visualisasi yang lebih nyata,

The Rabbits and The Tortoise

In a lush forest, there lived a famously arrogant rabbit. He was boastful because he had the ability to run very fast. One day, the rabbit saw a tortoise walking very slowly. His arrogant personality led him to mock the tortoise and challenge him to a race. The race attracted all the animals in the forest to come and watch.

When the race began, the rabbit sped off quickly, leaving the tortoise far behind. Feeling confident that he would win, he decided to take a nap, certain that the tortoise would never catch up. However, when the rabbit woke up, he was shocked to find that he had slept for too long and the tortoise had already passed him and won the race.

Thanks to the tortoise’s perseverance and determination, he was able to win the race.

*Moral of the story:

Do not be arrogant and do not underestimate others. Additionally, the story of the Rabbit and the Tortoise teaches us that perseverance and determination can lead us to victory.

Terjemahan:

Di sebuah hutan yang rindang, hiduplah kelinci yang terkenal sombong. Ia sombong karena memiliki kemampuan lari yang sangat cepat. Suatu ketika kelinci melihat kura-kura yang jalan sangat lambat. Kepribadian yang sombong membuat si kelinci mengolok-ngolok kura-kura dengan mengajaknya lomba berlari. Perlombaan lari itu membuat semua hewan berbondong-bondong menontonnya.

Saat perlombaan dimulai, kelinci melaju sangat cepat dan meninggalkan kura-kura jauh di belakang. Merasa akan menang, ia memutuskan untuk tidur karena yakin kura-kura tidak akan mengejarnya. Namun saat kelinci terbangun, ia tak menyangka bahwa ia tertidur sangat lelap dan mendapati kura-kura sudah menyalip dan memenangkan perlombaan itu. 

Berkat ketekunan dan kegigihan yang dimiliki kura-kura, ia berhasil memenangkan perlombaan tersebut.

*Pesan Moral:

Jangan sombong dan jangan meremehkan orang lain. Selain itu, cerita Kelinci dan Kura-Kura juga mengajarkan kita bahwa kegigihan dan ketekunan bisa membawa kita pada kemenangan.

The Goose That Laid the Golden Eggs

Once, a pair of farmers stumbled upon a goose in the forest. They brought it home and took care of it. Every day, the farmer fed the goose, and soon enough, the goose laid an egg. To their astonishment, the egg was made of pure gold. Excited, the farmer rushed to the market and sold the golden egg at a jewelry store.

The next day, the goose laid another golden egg. Day after day, the goose continued to lay one golden egg each morning. The farmers were overjoyed as they accumulated wealth from the golden eggs. However, their impatience grew, and they became dissatisfied with just one egg per day. Eventually, they decided to kill the goose, hoping to find all the golden eggs inside it. To their dismay, upon cutting open the goose, they found no golden eggs, just regular goose flesh.

The farmers deeply regretted their impulsive decision and realized that if they had been patient, they would have received a golden egg every morning.

*Moral of the story: Do not live in greed and learn to be patient.

Terjemahan:

Suatu ketika, sepasang petani menemukan sebuah angsa di hutan. Lalu mereka membawanya ke rumah. Pak tani selalu memberi angsa itu makan, hingga suatu pagi angsa tersebut bertelur. Pak tani kaget karena sang angsa bertelur emas. Ia pun kemudian lari ke pasar dan pergi ke toko perhiasan untuk menjual telur emas itu.

Hari berikutnya, angsa tersebut terus mengeluarkan satu butir telur emas setiap harinya. Pasangan petani tersebut sangat senang karena kini mereka sudah memiliki banyak uang berkat telur si angsa. Namun, mereka merasa tidak sabar dan tidak puas dengan angsa yang hanya bertelur sehari sekali. Akhirnya, mereka pun memotong angsa karena berpikiran akan mendapat telur lebih banyak di dalamnya. Namun ternyata tidak ada telur emas pada angsa tersebut, yang ada hanya daging seperti angsa-angsa pada umumnya. Pasangan petani tersebut sangat menyesal, dan berpikir seandainya mereka bisa bersabar, pasti mereka akan mendapatkan telur emas itu setiap pagi.

*Pesan moral: Jangan hidup dalam keserakahan dan belajarlah untuk bersabar.

The Crow and the Pitcher

One day during the dry season, a crow was ostracized by his flock for being considered foolish. One night, while he slept in his nest, his flock left without him. When morning came, the crow woke up and realized they were gone. Determined, he set out to find his friends under the scorching sun.

The intense heat made the crow thirsty and exhausted. He sought shade under a tree and looked for water. After nearly giving up, he found a jar with some water at the bottom. However, the jar’s narrow neck made it impossible for him to drink. Feeling desperate, the crow wondered, “Am I really that foolish?” After some time, an idea struck him. He gathered small pebbles and dropped them into the jar. As the water level rose to the brim, the crow finally quenched his thirst.

*Moral of the story: Don’t give up easily and use your wits to overcome challenges.

Terjemahan: 

Suatu hari di musim kemarau, ada seekor gagak yang terasingkan dari kawanan karena dianggap bodoh. Ketika malam tiba, kawanan gagak pergi meninggalkan sang gagak yang sedang tertidur di sarangnya. Saat pagi datang, gagak pun terbangun dan menyadari kawannya telah pergi. Dengan penuh inisiatif, ia pun pergi mencari teman-temannya di tengah teriknya cuaca panas.

Matahari yang sangat panas membuat gagak kehausan dan kelelahan. Ia pun berteduh di sebuah pohon sambil mencari-cari barangkali ada air yang bisa ia minum. Setelah hampir menyerah mencari air, ia menemukan sebuah kendi berisi air. Gagak pun menghampiri kendi tersebut. Sayangnya, gagak tidak bisa minum air di dalam kendi karena leher kendi yang panjang dan sempit. Gagak yang hampir putus asa itu berpikir, “Apakah aku memang sebodoh itu?” Beberapa waktu berlalu, akhirnya sesuatu terlintas di benak sang gagak. Dia akhirnya mengumpulkan beberapa kerikil batu, kemudian memasukkannya ke dalam kendi hingga penuh dan air dalam kendi naik ke permukaan. Gagak pun akhirnya bisa meminum air dalam kendi dan terhindar dari kehausan.

*Pesan moral: Jangan mudah menyerah dan gunakan kecerdikanmu untuk mengatasi tantangan.

The Ant and the Elephant

Once upon a time, in a forest, there lived ants and an elephant. The elephant, big and strong, enjoyed mocking and bothering the small and weak ants. One day, the ants were greatly disturbed and angered by the elephant’s behavior. Together with their friends, they wanted to drive the elephant out of their territory to stop the harassment.

The elephant, feeling strong, refused to leave the forest. Eventually, the ants and their allies decided to attack the elephant. Quietly, they climbed onto the elephant’s back and entered his trunk to bite him. The elephant cried out in pain and finally left their territory. He realized that the ants could not be underestimated just because of their small size.

*Moral of the story: Do not be arrogant and underestimate others just because they have a small body size compared to yours.

Terjemahan:

Dulu kala, di sebuah hutan, hiduplah semut dan gajah. Gajah yang besar dan kuat suka mengolok-olok serta mengganggu semut yang kecil dan lemah. Suatu hari, semut sangat terganggu dan marah pada perilaku gajah. Bersama kawannya, mereka ingin mengusir gajah dari wilayah mereka agar tidak lagi diganggu.

Gajah yang merasa kuat menolak untuk pergi dari hutan tersebut. Akhirnya, semut dan kawan-kawannya memutuskan untuk menyerang gajah. Dengan diam-diam, mereka naik ke punggung gajah dan masuk ke belalainya untuk menggigitnya. Gajah berteriak kesakitan dan akhirnya meninggalkan wilayah itu. Ia menyadari bahwa semut-semut tersebut tidak bisa diremehkan hanya karena ukuran tubuh mereka yang kecil.

*Pesan moral: Jangan sombong dan meremehkan orang lain hanya karena memiliki tubuh besar dan kuat.

The Fox and The Grapes

In ancient times, there lived a kind-hearted farmer who owned a vineyard. He befriended a fox who pretended to be friendly, but was actually cunning. The fox acted friendly towards the farmer and pretended to guard his vineyard, while secretly planning to take all the farmer’s sweet grapes.

One day, the fox informed the farmer that there would be a severe storm. This caused the farmer to panic, fearing his grapes would be damaged by the storm. The fox then offered help, suggesting that the farmer immediately harvest his grapes and store the harvest in a safe place under the fox’s supervision. However, this was all part of the fox’s malicious plan. The greedy fox never returned the grapes to the farmer.

*Moral of the story: Don’t trust easily; sometimes those who appear friendly may have malicious intentions.

Terjemahan: 

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang petani baik hati yang memiliki kebun anggur. Dia berteman dengan seekor rubah yang berpura-pura baik, namun sebenarnya licik. Rubah ini bersikap akrab dengan petani dan pura-pura menjaga kebun anggurnya, sementara sebenarnya ia punya rencana jahat untuk mengambil semua anggur manis milik petani.

Suatu hari, rubah memberitahu petani bahwa akan ada badai besar. Petani panik karena khawatir anggurnya akan rusak terkena badai. Rubah kemudian menawarkan bantuan, mengusulkan agar petani segera memanen anggurnya dan menyimpan hasil panen di tempat yang aman, yaitu di bawah pengawasan rubah. Namun, itu semua hanyalah rencana busuk rubah. Rubah yang serakah tidak pernah mengembalikan anggur tersebut kepada petani.

*Pesan moral: Jangan mudah percaya; terkadang orang yang tampak ramah sebenarnya memiliki niat jahat.

Itulah contoh cerita fabel dalam bahasa Inggris singkat 2 paragraf. Cerita-cerita fabel di atas memiliki banyak pesan moral yang bisa dipetik untuk pelajaran kehidupan sehari-hari.

Buat kalian yang ingin bisa bercerita bahasa Inggris dengan lebih lancar, yuk ikuti kursus bahasa Inggris online di Cakap! #SiapaCakapDiaDapat!

Baca Juga:

Lely
Saya adalah pencinta sastra dan gemar menyelami tulisan-tulisan lama. Saya percaya bahwa “Menulis, menciptakan ide/gagasan, dan berbagi pengetahuan adalah cara untuk tetap ada dalam pusaran sejarah”.

Tips & Trik E-Book

Lancar Bahasa Inggris Tanpa Buang Waktu Bertahun-tahun

Karyawan yang menguasai bahasa asing dapat potensi 10 – 20% gaji lebih besar.

    Saya bersedia menerima informasi & promosi seputar Cakap

      Saya bersedia menerima informasi & promosi seputar Cakap

      #SiapaCakapDiaDapat