Cakap, Top Choice Learning Platform.   Download Cakap  
Cakap, Top Choice Learning Platform

Mau Kerja di Tiongkok? Yuk Catat Biaya Hidup di Sana

Biaya hidup untuk kerja di China

Tak bisa dipungkiri bahwa Tiongkok adalah negara maju yang memiliki perkembangan ekonomi tercepat di dunia. Bagi kamu yang ingin bekerja di sana, maka wajib memperhatikan biaya hidup yang harus kamu keluarkan tiap bulannya selama tinggal di negara ini. Penasaran seberapa besar nominal yang harus kamu persiapkan? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini ya.

Tiongkok dan Perkembangan Ekonomi Saat Ini

Sejak terjadinya reformasi ekonomi besar-besaran di Tiongkok dalam rentang waktu 1978 hingga 1989, kekuatan Tiongkok dalam bidang ekonomi menjadi tidak terbendung. Reformasi tersebut membawa perekonomian Negeri Tirai Bambu ini yang dulunya terisolasi menjadi lebih terbuka. Bahkan sejak saat itu, ekonomi Tiongkok tumbuh pesat hingga rata-rata 10 persen tiap tahunnya. 

Setelah masuk menjadi anggota World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia pada tahun 2001, Tiongkok semakin mendominasi. Negara ini bahkan menjadi salah satu bagian dari pusat manufaktur dan perdagangan dunia. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan Tiongkok untuk menjadi sumber impor terbesar bagi 65 negara di dunia serta destinasi ekspor terbesar bagi 33 negara di dunia. 

Lantas, apa yang membuat ekonomi Tiongkok semakin maju bahkan sulit ditiru oleh berbagai negara Asia lain? Beberapa alasannya adalah karena kebanyakan negara-negara di Asia masih berkutat pada masalah struktural seperti ketidakstabilan politik serta infrastruktur yang masih kurang memadai. 

Sementara itu Tiongkok malah sebaliknya. Mereka sama sekali tidak memusingkan hal tersebut karena Negeri Panda tersebut mempunyai banyak jaringan pabrik, layanan logistik, pemasok serta infrastruktur transportasi yang sudah maju. Belum lagi didukung dengan dana yang mengalir terus, teknologi serta jumlah tenaga kerja yang melimpah yang punya akses besar ke pasar global. 

Biaya Hidup di Tiongkok

Berbicara tentang ekonomi, tentunya tidak terlepas dari pembicaraan tentang informasi biaya hidup. Jika kamu berminat pergi bekerja di negara ini, maka kisaran biaya hidup di sana harus kamu ketahui sebelum pergi kesana. Beberapa komponen biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya hidup adalah sebagai berikut.

a. Biaya Sewa Apartemen atau Flat

Biaya sewa tempat tinggal seperti sewa apartemen atau flat, dorm ataupun asrama adalah salah satu komponen biaya hidup paling utama yang harus kamu perhatikan bila ingin bekerja dan berkuliah di negara lain, termasuk Tiongkok. 

Dilansir dari situs IDX Channel, biaya sewa apartemen yang harus dipersiapkan untuk one bedroom adalah sekitar Renminbi (RMB) 2.000 atau sekitar Rp 4,3 juta per bulan jika di pusat kota dan RMB 1.300 atau Rp 2,8 juta setiap bulan bila memilih apartemen yang lokasinya agak jauh di pinggiran. 

Di kota besar dan metropolitan seperti Beijing dan Shanghai, harganya bisa jauh lebih mahal dibanding kota-kota lain seperti Xiamen, Nanjing dan Hainan. Rentang harganya bisa berkisar antara RMB 4.000 – 7.000 per-bulan atau Rp 8,6 – 15 juta tergantung lokasinya. Sementara itu, untuk biaya listrik dan air-nya bisa sekitar RMB 200 – 300 per-bulan atau Rp 430 ribu hingga Rp 645 ribu tergantung pada pemakaian. 

Tak hanya itu, kamu juga bisa tinggal di flat-flat sederhana yang banyak tersebar disana. Tinggal pilih salah satu jenisnya tergantung kebutuhan. Apakah ingin yang privat ataukah yang tipe sharing. Rata-rata harganya sekitar Rp 3,8 juta hingga Rp 13,5 juta per-bulan atau sekitar RMB 1.800 – 6.300. Jika ingin hemat, kamu bisa coba tipe sharing dengan rekan kerja supaya nominal biaya yang dibayar tidak ditanggung sendiri.

Selain sewa apartemen atau flat sendiri, untuk mengasah kemampuan bahasa serta memahami budaya Cina lebih dalam, kamu bisa memilih untuk tinggal bersama keluarga asli di sana. Harga sewa kamar dalam tempat tinggal mereka adalah sekitar Rp 3,8 juta hingga Rp 7,3 juta per-bulan atau sekitar RMB 1.800 – 3.400. 

b. Biaya Makan dan Minum

Sebenarnya, tak ada patokan yang terlalu pas jika bicara tentang biaya makan dan minum. Alasannya karena tiap orang memiliki biaya pengeluaran makan dan minum yang berbeda tergantung dengan apa yang dimakan, dimana dia makan serta berapa kali dia makan setiap hari. 

Jikalau kamu termasuk orang yang biasa beli makanan di tempat makan biasa maka rata-rata satu porsi makan di sana adalah sekitar 15 – 35 yuan atau sekitar 32 ribu hingga Rp 75 ribu. Biaya ini pastinya membengkak bila kamu lebih memilih makan di restoran setiap harinya. Nominal yang harus kamu keluarkan bisa seharga 50 – 100 yuan atau sekitar Rp 107 ribu hingga Rp 215 ribu. Tentu saja bagi kamu yang ingin fine dining, dana yang harus disiapkan pastinya jauh lebih besar.

Hal yang harus kamu perhatikan adalah bahwa harga makanan di kota-kota metropolitan seperti Beijing dan Shanghai pastinya bakal jauh lebih mahal meski memang variasi makanannya jauh lebih banyak dibanding kota-kota lainnya di Tiongkok. kamu harus menyiapkan dana mulai dari 150 hingga 300 yuan atau sekitar Rp 322 ribu – Rp 645 ribu. 

Apabila ingin hemat, kamu bisa coba restoran fast food seperti KFC dan McDonald yang satu set makanannya jauh lebih murah yakni sekitar 35 yuan atau Rp 75 ribu. Tambahan lagi, jika ingin nongkrong bersama teman di kafe-kafe kopi termasuk Starbucks, dana yang harus dipersiapkan minimal 30 yuan. Tetapi bila ingin yang lebih murah, brand lokal seperti Luckin Coffee bisa menjadi pilihan alternatif yang tepat. 

Namun tentu saja, pilihan paling bijak jika ingin berhemat biaya makan dan minum di Tiongkok baik itu di kota besar maupun kecil adalah dengan memasak sendiri. Selain harganya jauh lebih murah, makanan yang kamu buat pun bisa terjamin kebersihannya dibandingkan bila membeli di luar. Dan sama seperti di Indonesia, kamu juga bisa berlangganan air mineral galonan lho selama di sana. Harga per galon-nya sekitar 19 yuan atau Rp 41 ribu serta 2 – 3 yuan untuk yang satu botol kecil.

c. Biaya Pengeluaran Untuk Kebutuhan Sehari-hari

Lantas, bagaimana dengan biaya pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari? 

Tidak perlu khawatir tentang supermarket karena Tiongkok punya banyak brand lokal maupun brand luar tempat kamu berbelanja kebutuhan sehari-hari. Salah satu brand lokal yang terkenal adalah Hema Xianshen. Sementara itu, untuk yang brand luar ada Wallmart, Metro, bahkan Carrefour. Jadi bagi kamu yang sudah terbiasa ke Carrefour selama di Indonesia, well, di sana pun ada lho! 

Namun seperti halnya di Indonesia, tentu saja bila ingin berbelanja produk segar yang murah meriah seperti sayur, buah, dan telur sebaiknya jangan di supermarket karena harganya mahal. Bahkan produk impor seperti Dove dan Pantene yang dapat kamu temukan di Indonesia juga harganya lebih mahal dibandingkan bila dibeli di Indonesia. Karena itulah, biasanya orang-orang di sana membeli produk tersebut di situs online seperti Taobao. 

Sebagai bahan pertimbangan, harga untuk kebutuhan pokok sehari-hari adalah diantaranya seperti: 

Bahan Makanan

Harga Renminbi (RMB)

Harga Rupiah

Beras (kilo)

8 Yuan

Rp 17.000,-

Ayam Boiler (kilo)

30 Yuan

Rp 64.000,-

Tomat (kilo)

10 Yuan

Rp 21.000,-

Telur (kilo)  – 12 Butir

13 Yuan

Rp 28.000,-

Susu Segar

13 Yuan per Liter

Rp 28.000,-

Minyak Goreng

7 Yuan per liter

Rp 15.000,-

d. Biaya Transportasi Umum

Bisa dikatakan bahwa akses moda transportasi umum di Cina sangatlah banyak dan mudah didapatkan. Ada banyak pilihan yang bisa dicoba mulai dari MRT/ Subway, BRT atau bus cepat, bus, maupun taksi. Jika dihitung dari rate nilai tukar RMB ke Rupiah berkisar Rp 2100,- per 1 Yuan.

Harga tiket untuk bus di kota kecil seperti Chengdu bisa sekitar 2 yuan sekali jalan dekat maupun jauh. Sedangkan untuk MRT, harganya mulai dari 2 – 6 yuan untuk jarak paling jauh. Jika ingin naik moda transportasi bus, maka tarifnya bisa 1,5 – 4 yuan untuk satu kali naik. 

Sementara itu, bagi kamu yang lebih suka naik taksi, siapkan dana mulai dari 8 yuan. Di kota-kota besar biayanya bisa jauh lebih mahal yakni minimal 13 yuan atau Rp 28 ribu sebagai tariff awal. Anyway, jika ingin naik angkutan seperti Grab, kamu bisa mencoba memakai aplikasi Didi. 

Selain beberapa sarana transportasi di atas, kamu juga bisa memakai sepeda bila ingin kemana-mana dalam jarak dekat. Jika tak mampu membeli, kamu bisa menyewanya melalui aplikasi sharing bike seperti Mobike atau HelloBike dengan biaya langganan yang murah, hanya sekitar 10 – 11 yuan per-bulan atau sekitar 21 ribu hingga Rp 23 ribu untuk unlimited ride. Bila hanya untuk per jam harganya 2 yuan atau sekitar Rp 4 ribu.

e. Biaya Pengeluaran Untuk Hiburan (Internet, Komunikasi, Rekreasi, dan lain-lain)

Jika ingin tetap terhubung dengan keluarga dan teman-teman di tanah air, kamu juga perlu biaya kartu ponsel. Harganya rata-rata sekitar 25 – 100 yuan atau Rp 54 ribu – Rp 215 ribu per bulan. Untuk internet atau paket mobile, kamu harus menyiapkan dana sebesar 50 yuan atau Rp 107 ribu tiap bulannya. Apabila kamu ingin membuka YouTube, Instagram, Twitter, dan lain-lain, kamu harus memakai VPN.

Umumnya, orang-orang Tionghoa akan memakai ExpressVPN atau AstrillVPN yang biaya perbulannya hanya sekitar 80 yuan atau Rp 172 ribu. Bila ingin lebih murah, kamu harus coba ambil paket per-tahun. 

Nah, untuk menekan biaya internet ini, tipsnya adalah manfaatkan penggunaan Wifi di area kampus atau tempat umum seperti kafe. Bila ingin memasang Wifi di apartemen, biaya tambahannya sekitar 100 yuan atau Rp 215 ribu per bulan.

Sementara itu, bagi yang ingin menonton bioskop harap siapkan uang sekitar 30 – 50 yuan atau Rp 64 ribu – Rp 107 ribu. Namun perlu diingat juga bahwa harga tiket bioskop di Cina juga berbeda-beda tergantung hari dan jam tayang film. Tentunya pengeluaran untuk tiket bioskop ini sifatnya sekunder sehingga tidak harus dikeluarkan tiap bulannya. 

Selain biaya-biaya di atas, kamu juga harus menyiapkan biaya lain seperti biaya tagihan utilitas dan biaya tak terduga. Biaya tagihan utilitas adalah salah satu komponen pengeluaran yang tak dapat kamu hindari tiap bulannya dan nominalnya pun bervariasi bagi setiap orang tergantung pada pemakaiannya. Setidaknya, kamu harus menyisihkan dana sebesar 100 – 200 yuan atau Rp 215 ribu hingga Rp 430 ribu setiap bulannya untuk membayar tagihannya. Dan hal ini pastinya tidak berlaku bagi kamu yang tinggal di asrama kampus. 

Selain itu, sisihkan juga sebagian uang saku kamu untuk hal-hal tak terduga sebagai satu bentuk upaya antisipasi. Beberapa contoh hal-hal tak terduga seperti yang dimaksud adalah kehilangan, sakit, kerusakan, dan lain-lain. Jumlahnya berbeda-beda tiap orang tergantung pada kebutuhan dan gaya hidup. Untuk mengatasinya, sisihkan sebagian uang saku kamu tiap bulan untuk ditabung dan dipakai untuk biaya tak terduga.

Total Biaya Pengeluaran Bulanan

Secara umum, gambaran total biaya pengeluaran bulanan untuk satu orang bisa dilihat dalam tabel di bawah ini. 

Biaya Pengeluaran

Kisaran Biaya (dalam rentang harga paling minimal hingga paling tinggi)

Kisaran Biaya (dalam rupiah)

Sewa tempat tinggal (dorm/flat, apartemen)

RMB 800 – 10.000

Rp 1,72 juta – Rp 21,51 juta

Makan (3 kali sehari)

RMB 500 – 3.000

Rp 1,07 juta – Rp 6,45 juta

Air galon (minum)

RMB 35 – 80 

Rp 75 ribu – Rp 172 ribu 

Transportasi umum (bus atau subway)

RMB 80 – 500 

Rp 172 ribu – Rp 1,07 juta

Internet (Wifi) 

RMB 70 – 100

Rp 150 ribu – Rp 215 ribu

Pulsa HP

RMB 25 – 100 

Rp 54 ribu – Rp 215 ribu 

Kebutuhan bulanan (sabun, pasta gigi, shampoo, tisu, dan lain-lain)

RMB 75 – 250 

Rp 161 ribu – Rp 538 ribu

Total Biaya

RMB 1.585 – 14.030 

Rp 3,410 juta – Rp 30,18 juta 

Sebagai tambahan informasi, biaya hidup per bulan antara kota-kota di China juga berbeda. Dari beberapa literatur, biaya hidup per bulan di Beijing bisa mencapai RMB 3.800. Sementara itu, jika kamu tinggal di Shanghai bisa sekitar RMB 3.900. Di Guangzhou sekitar RMB 3.100 sementara di Xiamen dan Huangzhou berkisar pada RMB 3.000. 

Biaya Hidup di China Tergantung dari Lokasi/ Kota

Berbeda dengan negara lain, di Tiongkok ada sebuah sistem yang bernama city tier system dimana tiap kota di negara itu diklasifikasikan tergantung pada tingkat kemajuan kota-kotanya. Berikut beberapa contoh klasifikasinya. 

Pertama, Tier 1 artinya kota-kota yang ekonominya paling maju dibandingkan kota-kota lain sehingga biaya hidup di sana lebih mahal dibandingkan kota-kota lain. Kota yang masuk kedalam klasifikasi tinggi seperti ini adalah Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen.

Misalnya, berdasar pada berbagai literatur, biaya paling murah untuk sewa tempat tinggal di kota-kota Tier 1 ini adalah sekitar RMB 3.500 atau Rp 7,53 juta. Jika ingin yang paling mewah, bisa mencapai RMB 10.000 atau Rp 21,5 juta. 

Untuk makan dan minum berkisar antara RMB 1.000 hingga 3.000. Sementara itu, untuk biaya transportasi umum maka yang paling hemat adalah sekitar RMB 80 hingga 500. Untuk hiburan seperti internet, rekreasi, komunikasi, dan sebagainya mulai dari RMB 200 hingga 2.000. 

Selain Tier 1, ada juga kategori yang namanya New Tier 1. Kota-kota yang masuk dalam kategori ini adalah seperti Wuhan, Chengdu, Hangzhou dan lain-lain. Beberapa contoh kisaran biaya sewa tempat tinggal dan biaya hidup di Chengdu adalah sebagai berikut.

  • Biaya sewa tempat tinggal mulai dari RMB 800 untuk yang ingin hidup hemat, hingga yang mewah sekitar RMB 2.000 atau setara dengan Rp 4,3 juta.
  • Biaya makan dan minum berkisar antara RMB 500 – 1.500 atau sekitar Rp 1,07 juta hingga Rp 3,23 juta.
  • Biaya transportasi umum mulai dari RMB 80 – 500 atau sekitar Rp 172 ribu hingga Rp 1,07 juta.
  • Biaya hiburan termasuk di dalamnya internet, rekreasi, komunikasi, dan lain-lain sekitar RMB 200 hingga RMB 1.000 atau setara dengan Rp 430 ribu sampai Rp 2,15 juta.


Kedua,
Tier 2 adalah kota-kota yang masuk dalam kategori ibukota provinsi atau kota besar yang mempunyai level perkembangan ekonomi yang cukup baik. Beberapa contoh kota yang masuk ke dalam Tier 2 adalah kota Xiamen, Haikou, Changchun, dan lain-lain. 

Ketiga, Tier 3 adalah kota-kota lain di Tiongkok yang lebih kecil dibandingkan yang termasuk ke dalam Tier 2. 

Jadi kesimpulannya, biaya hidup di kota-kota yang termasuk ke dalam Tier 1 itu lebih mahal dibandingkan kota-kota lain yang termasuk dalam Tier di bawahnya. kamu harus siap-siap mengeluarkan uang minimal RMB 5.000 hingga RMB 7.000 per-bulannya untuk kategori yang paling hemat. Dan tentu saja, bagi kamu yang kuliah, biaya ini belum termasuk dengan biaya kuliah ataupun sekolah bahasa di Tiongkok.

Biaya Hidup di Tiongkok Tergantung dari Lifestyle

Jika dilihat dari total biaya bulanan di atas, memang terlihat bahwa biaya hidup di Tiongkok kurang lebih mirip dengan di Indonesia terutama bagi kamu yang memang tinggal di kota-kota metropolitan seperti Jakarta dan Surabaya. 

Kamu akan menghabiskan biaya sewa tempat tinggal yang lebih banyak serta biaya hidup sehari-hari seperti makan dan minum lebih mahal dibanding bila tinggal di kota-kota kecil. Misalnya saja, di kota-kota besar seperti Shanghai dan Beijing, kamu akan menghabiskan biaya sewa apartemen serta biaya keperluan sehari-hari lebih mahal dibandingkan bila kamu tinggal di kota-kota lain seperti Xian, Chengdu, Chongqing atau Suzhou yang biayanya jauh lebih murah. 

Selain biaya stkamur seperti sewa apartemen yang sifatnya tetap, gaya hidup juga akan menentukan seberapa besar pengeluaran kamu nantinya. Misalnya, kamu yang lebih suka memasak sendiri setiap hari serta membawa bekal dari apartemen selama bekerja pastinya akan menghabiskan biaya makan dan minum lebih sedikit dibandingkan kamu yang selalu makan di restoran tiap harinya. 

Belum lagi, masalah transportasi. kamu yang lebih memilih naik sepeda atau bus akan lebih hemat dibanding kamu yang lebih suka pergi bekerja atau kuliah menggunakan taksi. Semua ada pilihannya namun lifestyle seperti itu akan menentukan seberapa besar pengeluaran kamu tiap bulannya. 

Belajar Bahasa Mandarin Agar Bisa Kerja di Tiongkok

Berbicara tentang bekerja di luar negeri, tentunya bahasa adalah hal paling penting lain selain uang yang harus kamu persiapkan. Berbeda dengan beberapa negara di Amerika dan Eropa yang memakai bahasa Inggris, bahasa utama yang harus kamu gunakan sehari-hari di Tiongkok adalah bahasa Mandarin. 

Jika pun misalnya lingkungan kerja kamu didominasi oleh pekerja asing yang sering memakai bahasa Inggris dalam percakapan, namun tetap saja ketika berinteraksi dengan masyarakat umum seperti saat belanja, naik transportasi atau jalan-jalan, kamu perlu bahasa Mandarin. Alasannya karena memang sebagian besar masyarakat di Cina tidak bisa berbahasa Inggris dan tak paham bila kamu berbahasa Inggris apalagi jika kamu bekerja di kota-kota kecil selain kota-kota metropolitan. Karena itulah, penguasaan bahasa Mandarin sebelum berangkat ke Tiongkok adalah salah satu hal utama yang harus kamu perhatikan. 

Salah satu caranya adalah dengan mencoba kursus bahasa Mandarin di Cakap. Sebagai satu-satunya platform online terkemuka pertama di Indonesia yang berkolaborasi dengan Beijing Learning Language and Culture College dalam pembelajaran bahasa Mandarin, kamu bisa memilih kelas online Bahasa Mandarin mana yang sesuai dengan kebutuhan kamu. 

Di Cakap, ada kelas Cakap Private teruntuk kamu yang ingin belajar secara privat dengan tutor pilihan melalui sistem video call dan ada juga kelas Cakap Semi Private dimana sistem belajarnya dalam grup-grup kecil yang berisi dua hingga tiga orang. Selain itu, ada Cakap Club dimana kamu bisa melatih kemampuan berbahasa kamu melalui diskusi kelompok dengan topik yang sangat beragam. 

Sebagai tambahan informasi, waktu yang tersedia untuk satu sesi kelas bahasa Mandarin Cakap hanyalah 50 menit. Relatif singkat bagi kamu yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Mandarin tanpa harus mengganggu rutinitas harian.  

Demikian informasi tentang biaya hidup di Tiongkok dan beberapa penjelasan lainnya. Perlu diperhatikan saja bahwa angka-angka diatas tidak bersifat mutlak oleh karena bisa saja harganya naik turun tergantung pada pertumbuhan ekonomi negara tersebut tiap tahunnya. Namun setidaknya, angka-angka diatas bisa menjadi acuan kamu sebelum pergi ke sana. 

Baca Juga:

Hilda
Passionate about education and crafting captivating content, I am a dedicated Content Writer with 5 years of experience in the education industry. I excel at crafting compelling narratives that educate, inspire, and entertain across various topics and subject matters. With a background in Japanese studies, I bring a unique perspective to writing about Japanese culture and language.

Tips & Trik E-Book

Kuasai Mandarin dan Siap Bersaing di Perusahaan Multinasional

Faktanya China merupakan:

    Saya bersedia menerima informasi & promosi seputar Cakap

      Saya bersedia menerima informasi & promosi seputar Cakap

      #SiapaCakapDiaDapat