Perbedaan Bahasa Mandarin dan Hokkien yang Perlu Kamu Tahu

Perbedaan-mandarin-dan-hokkien

Berbicara tentang bahasa masyarakat Tionghoa, tidak jauh-jauh dari bahasa Mandarin dan Hokkien. Bahasa mandarin dan hokkien memiliki perbedaannya masing-masing yang akan dibahas pada artikel ini. Jadi, yuk simak perbedaan Mandarin dan Hokkien di artikel ini!

Apa Itu Bahasa Hokkien?

Sebelum membahas lebih lanjut tentang perbedaan bahasa Mandarin dan Hokkien, sebaiknya ketahui dulu pengertian dari bahasa Hokkien. Adapun Hokkien adalah kelompok dialek yang berasal dari wilayah Minan, bagian tenggara Provinsi Fujian. 

Bahasa ini biasanya digunakan oleh orang-orang Tionghoa di Malaysia, Filipina, Indonesia, Singapura, dan kawasan Asia Tenggara lainnya. Hokkien mendapatkan sedikit banyak pengaruh dari bahasa Kanton, sehingga mirip dengan logat Tiochiu. 

Tidak hanya itu, ada beberapa logat lainnya yang dimiliki bahasa ini. Beberapa logat tersebut, yaitu Ciangciu (Zhangzhou), Cuanciu (Quanzhou, dan Emui (Xiamen atau Amoy).

Asal-usul Bahasa Hokkien

Asal mula bahasa ini dimulai dari dua ribu tahun yang lalu atau pada masa Dinasti Qin. Pada masa itu, bangsa Han yang tinggal di utara bermigrasi ke Fujian, akibat perang yang terus berlanjut, akhirnya mereka menetap di kawasan tersebut. 

Memiliki bahasa yang berbeda tentunya tidak menyurutkan keinginan mereka untuk tetap berkomunikasi. Nah, karena proses komunikasi itulah yang menghasilkan bahasa  Hokkien.

Apa Perbedaan Bahasa Mandarin dan Hokkien?

Adapun perbedaan diantara kedua bahasa ini terbagi menjadi beberapa aspek, sebagai berikut:

1. Wilayah Penggunaannya

Perbedaan dari bahasa Mandarin dan Hokkien pertama, yakni dari segi wilayah penggunaannya atau cakupan wilayah dimana bahasa ini digunakan. Bahasa Mandarin digunakan sebagai komunikasi untuk masyarakat di daerah utara dan barat daya tiongkok. 

Bahkan, bahasa Mandarin digunakan oleh hampir 70% dari masyarakat di daerah tersebut. Sedangkan bahasa Hokkien lebih banyak digunakan di provinsi Fujian, Hongkong.

2. Pelafalan Berdasarkan Bahasa Lisan dan Kosakata 

Perbedaan antara kedua bahasa ini juga terletak pada pelafalannya. Kebanyakan penutur bahasa Mandarin tidak mengerti bahasa Hokkien, begitu juga sebaliknya. 

Adanya perbedaan dari segi intonasi, nada, hingga pengucapan lah yang menjadi penyebabnya. Bahasa Hokkien memiliki delapan nada, sedangkan pada bahasa Mandarin terdapat empat nada. Misalnya saja, “Aku mau pergi” yang dalam bahasa Mandarin adalah Wǒ xiǎng qù. Sedangkan dalam bahasa Hokkien adalah Wa Ai Khi

Selain itu, Hokkien juga memiliki kosakata yang jauh berbeda dengan bahasa Mandarin, seperti dalam kosakata angka dan uang. Dalam bahasa Hokkien 1= Cit, 2= No, 3= Sa. Sedangkan dalam bahasa Mandarin 1= Yī, 2= Èr, dan 3= Sān.

3. Perbedaan Karakter

Dari segi karakter yang digunakan, kedua bahasa ini benar-benar berbeda. Pada dasarnya, karakter yang bahasa Mandarin gunakan relatif lebih sederhana dan mudah. 

Sedangkan bahasa Hokkien tidak memiliki aksara khusus, seperti pada bahasa Mandarin. Adapun untuk proses mempelajarinya lebih banyak secara lisan. Untuk itulah, Hokkien termasuk bahasa yang susah untuk dipelajari.

4. Tata Bahasa

Dari segi tata bahasa, konon kedua bahasa ini memiliki perbedaannya masing-masing. Bahasa Mandarin memiliki pola kalimat biasa, yaitu subjek, kata keterangan, kemudian kata kerja. 

Berbeda halnya dengan bahasa Hokkien yang memiliki pola kalimat, yaitu subjek, kata kerja, kemudian kata keterangan di akhir. Misalnya dalam bahasa mandarin “Rudi memberiku air”, sedangkan dalam bahasa Hokkien menjadi “Dia memberi air kepadaku”.

5. Sejarahnya

Bahasa Mandarin adalah bahasa yang berasal dari suku Han yang muncul dari kawasan sepanjang utara dan barat daya Tiongkok. Berdasarkan sejarahnya, kata ‘Mandarin’ adalah sebutan orang asing atau orang luar kepada para pembesar Dinasti Qing yang meliputi para pejabat, bangsawan, dan anggota kerajaan.

Para pembesar dari Dinasti Qing dulunya disebut dengan Mandaren, yang berarti ‘Pembesar Manchu’ oleh orang diluar dinasti. Para Mandaren atau Pembesar Manchu ini memiliki struktur bahasa dan aksara tersendiri, untuk itulah kemudian disebut sebagai bahasa Mandarin.

Berbeda halnya dengan bahasa Hokkien yang berasal dari dinasti Qin, dimana bangsa Han saat itu bermigrasi ke Fujian karena perang. Mereka kemudian menetap dan berkomunikasi dengan bahasa sendiri, sehingga menghasilkan bahasa Hokkien.

Sekedar informasi, bahasa Hokkien di Indonesia bercampur dengan bahasa Melayu dan bahasa daerah setempat. Bahasa ini juga jarang ditulis dalam bahasa Kanji, karena pada masa orde baru terdapat larangan untuk menggunakan tulisan China.

Pelajari juga: Apakah Bahasa Mandarin dan Kanton Berbeda? Ini Penjelasannya

Contoh Kata/Kalimat Hokkien

Setelah mengetahui perbedaan bahasa Mandarin dan Hokkien tersebut, selanjutnya adalah contoh dari kata Hokkien untuk menambah pengetahuan kamu terkait bahasa ini. Adapun contoh kata dan kalimat Hokkien, yaitu: 

1. Kata

Berikut ini contoh kata dalam bahasa Hokkien:

  • Aboe= Belakang 
  • Liho= Halo
  • Kamsia, sie sie= Terimakasih
  • Ginah= Anak
  • Capo= Laki-laki
  • Cabo= Perempuan
  • Sui singku= Mandi
  • Kun= Tidur
  • Ciak= Makan
  • Tao= Kepala
  • Tao meng= Rambut
  • Ciu= Tangan
  • Bak ciu= Mata
  • Cui= Mulut
  • Pi a= Hidung
  • Kha= Kaki
  • An cua= Bagaimana
  • Cin e= Benarkah
  • Sui= Cantik
  • Kina lit= Hari ini
  • Mina cai= Besok
  • Po sip= Kursus, les
  • Lit= Hari
  • Khiao= Pintar
  • Hamban= Lelet
  • Tiam= Jam 
  • Cuo kang= Bekerja
  • E hiao= Bisa
  • Mbe= Mau
  • Tenglai= Pulang
  • Khi= Pergi
  • Lai= Datang
  • Kongwe= Berbicara
  • Toa= Besar
  • Ji= Uang
  • Men ji= Gratis
  • Oto bai= Motor
  • Hong sim= Tenang
  • Huan rou= Khawatir
  • Khua= Melihat
  • Sue= Kecil
  • San= Kurus
  • Toa kho= Gendut
  • Kuan= Tinggi

2. Kalimat

Berikut ini contoh kalimat pendek dalam bahasa Hokkien:

  • Gaoca= Selamat pagi
  • U an /ngo an= Selamat siang
  • Buan an= Selamat malam
  • Mien khek khi= Terimakasih kembali
  • Mbo yiao kin= Tidak apa-apa
  • Jip lai= Silakan masuk
  • Chia ciak= Silakan makan 
  • Cai kien= Sampai jumpa
  • Toa lang= Orang dewasa
  • Lao lang= Orang tua
  • Ciak cai= Makan sayur/ vegetarian
  • Li kha siang kongwe?= Kamu berbicara dengan siapa?
  • Li lai a= Kamu sudah datang
  • Chia ce= Silakan duduk
  • Chia lim te= Silakan minum teh
  • Gua mbe jut khi= Saya mau pergi
  • Khi tak jhe= Pergi ke sekolah
  • Mbo ai= Tidak mau
  • Gua mbe ciak= Saya mau makan
  • Be hiao= Tidak bisa
  • Siongpan= Berangkat kerja
  • Hapan= Pulang kerja
  • Kui tiam= Jam berapa? 
  • Cima kui tiam?= Sekarang jam berapa?
  • Li kui tian khi siongpan?= Kamu berangkat kerja jam berapa?
  • Siong ban= Terlalu lambat
  • Au lit= Besok lusa
  • Li jia sui= Kamu sangat cantik
  • Li cong sa?= Kamu sedang apa?
  • Li si ancua la?= Kamu kenapa?
  • Li ka gua kong= Kamu bilang aja
  • Mbo tien= Baterainya habis
  • Ce jia= Naik mobil
  • Pai pai= Beribadah
  • Khia oto bai= Naik motor
  • Khua diansi= Nonton televisi
  • Khua yising= Periksa ke dokter
  • Pi yi= Rumah sakit
  • Khi pi yi= Pergi kerumah sakit
  • Gua ai li= Saya mencintaimu

Belajar Membedakan Bahasa Mandarin dan Hokkien Bersama Cakap

Setelah mengetahui perbedaan bahasa Mandarin dengan Hokkien tersebut, kamu juga bisa mendalami lagi perbedaan antara kedua bahasa tersebut. Belajar bahasa Mandarin bersama cakap adalah pilihannya. Kamu tidak mempelajari bahasa secara dasar, namun juga lebih mendalam bersama tutor terbaik.

Bagi kamu yang tidak ingin bepergian ke tempat les juga cocok banget mengambil kursus di Cakap. Karena proses pelatihan atau les bahasa dapat kamu lakukan secara online. Selain itu, Cakap juga menawarkan 3 jenis kelas yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan, yakni Private, Semi Private (2-3 orang), dan Club.

Menariknya lagi, Cakap memiliki 2 jenis program khusus, yakni Standard Mandarin dan Conversation Mandarin dengan biaya mulai dari Rp93.800,00/sesi untuk menunjang kamu saat belajar bahasa Mandarin maupun Hokkien. Jadi, cocok banget buat kamu yang sedang persiapan tes hingga pengembangan karir.

Baca Juga:

Hilda
Passionate about education and crafting captivating content, I am a dedicated Content Writer with 5 years of experience in the education industry. I excel at crafting compelling narratives that educate, inspire, and entertain across various topics and subject matters. With a background in Japanese studies, I bring a unique perspective to writing about Japanese culture and language.

Tips & Trik E-Book

Kuasai Mandarin dan Siap Bersaing di Perusahaan Multinasional

Faktanya China merupakan:

    Saya bersedia menerima informasi & promosi seputar Cakap

      Saya bersedia menerima informasi & promosi seputar Cakap

      #SiapaCakapDiaDapat