Pahami Budaya Kerja Horenso Dulu Jika Ingin Kerja di Jepang!

horenso adalah
Photo by Thirdman from Pexels

Apakah Sobat Cakap memiliki ketertarikan untuk kerja di Jepang? Jika iya, maka kamu perlu memahami budaya kerja masyarakat Jepang agar nantinya mudah untuk beradaptasi dalam mengerjakan segala pekerjaan yang diberikan. Salah satu budaya Jepang yang wajib dipahami oleh tenaga kerja dari luar negeri adalah budaya kerja Jepang horenso

Tanpa memahami budaya kerja Jepang horenso maka para pekerja dari luar nantinya akan kesulitan untuk memahami gaya kerja masyarakat Jepang. Hal ini tentunya akan berdampak pada munculnya kesalahpahaman dalam menjalankan pekerjaan. Nah, memangnya horenso itu apa sih? Yuk, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut ini! 

Table of Contents

Pengertian Horenso

Secara harfiah, kata horenso dapat diartikan sebagai “bayam”. Meski demikian, yang akan dibahas di sini merupakan makna lain dari kata tersebut yang mengacu pada gaya komunikasi dalam dunia kerja di Jepang. Horenso dalam konteks ini merupakan keterampilan dasar karyawan yang melekat dengan budaya kerja masyarakat Jepang hingga hari ini.

Horenso adalah singkatan dari tiga istilah yang menggambarkan gaya komunikasi dalam dunia kerja di Jepang yang terdiri dari houkoku (melaporkan), renraku (menginformasikan), dan soudan (konsultasi). Konsep ini berkaitan erat dengan hierarki dalam perusahaan tempat bekerja sebab komunikasi diawali dari bawahan kepada atasan.

Secara sederhana, konsep horenso adalah sebuah tatacara berkomunikasi dalam rangka untuk mengatasi suatu permasalahan di tempat kerja. Budaya kerja Jepang horenso memiliki tujuan agar komunikasi dan penyampaian informasi di dalam tempat kerja dapat berjalan dengan baik dan benar. 

Konsep horenso sendiri pertama kali diperkenalkan oleh seorang pengusaha Jepang bernama Tomiji Yamazaki pada tahun 1982 dalam sebuah buku berjudul “Perkuat Perusahaan dengan hou-ren-sou.” 

Sejak saat itu konsep horenso menyebar luas dikalangan masyarakat Jepang dan diterapkan dalam banyak perusahaan. Konsep horenso pun kemudian menjadi salah satu keterampilan dasar yang harus dipunyai oleh karyawan.

Umumnya budaya kerja Jepang horenso akan diajarkan kepada para karyawan baru yang bekerja pada perusahaan Jepang pada masa orientasi atau pelatihan. Dengan memahami horenso maka karyawan dari luar Jepang khususnya akan lebih mudah untuk beradaptasi dengan gaya kerja masyarakat Jepang.

budaya kerja jepang horenso
Photo by RODNAE Productions

Sudah Tahu Level Bahasa Jepangmu? Ikuti Placement Test Cakap untuk Mengetahuinya!

Konsep Houkoku, Renraku, dan Soudan dalam Horenso

Untuk memahami horenso secara menyeluruh, maka kita perlu memahami tiga konsep dalam horenso sebagai berikut:

1. Houkoku 

Houkoku berarti “melaporkan”. Setiap karyawan di Jepang diwajibkan untuk memberikan laporan tentang segala hal terkait progres atau kemajuan dari suatu pekerjaan kepada atasan. 

Sebuah laporan yang baik adalah yang berdasarkan pada data dan fakta, yang kemudian dianalisis sehingga didapat sebuah kesimpulan. Dari laporan tersebut atasan nantinya dapat memberikan saran dan masukan agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan semestinya.

Perlu diingat bahwa karyawan di Jepang sama sekali tidak memiliki wewenang dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan bisnis. Apabila bawahan mengambil keputusan secara gegabah maka atasanlah yang akan dituntut untuk bertanggung jawab. 

2. Renraku

Renraku apabila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dapat berarti “menginformasikan”. Berbeda dengan houkoku yang terikat pada hierarki dalam tempat kerja, renraku bersifat lebih terbuka dan dapat dilakukan oleh siapa saja kepada siapa pun.

Dalam konsep renraku, hal-hal yang layak untuk diinformasikan kepada pihak lain adalah tentang data dan fakta. Tidak diperkenankan untuk memberikan asumsi dan opini serta informasi yang tidak jelas kebenarannya.

Tujuan dari renraku adalah agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan benar berdasarkan data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Soudan

Soudan dapat diartikan menjadi “konsultasi” atau “berdiskusi”. Konsep ini mengharuskan para karyawan untuk selalu berkonsultasi atau berdiskusi dengan pihak tertentu yang dianggap lebih memahami tentang suatu pekerjaan.

Konsep soudan berkaitan erat dengan budaya senioritas di Jepang. Sebab dalam konsep ini karyawan dituntut untuk berkonsultasi kepada senior atau atasan yang dianggap lebih mengerti dalam mengerjakan pekerjaan.

Karena harus berkonsultasi dengan senior atau atasan terlebih dahulu, maka pengambilan keputusan memakan banyak waktu. Meski demikian, hal ini bertujuan agar pengambilan keputusan tidak dilakukan secara terburu-buru sehingga berpotensi menimbulkan masalah. 

Makin Siap Kerja di Jepang dengan Kursus Bahasa Jepang di Cakap

Tujuan Horenso

Horenso setidaknya memiliki tiga tujuan penting agar proses komunikasi di tempat kerja dapat berjalan dengan baik dan benar yakni sebagai berikut:

  • Menciptakan pola hubungan komunikasi efektif dan efisien dan budaya kerja yang nyaman bagi setiap pihak di tempat kerja. Baik itu atasan, bawahan, maupun antar sesama karyawan.
  • Mempermudah komunikasi sehingga dapat berjalan dengan seefektif dan seefisien mungkin.
  • Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam komunikasi agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah.

Kelebihan dan Kekurangan Horenso

Horenso memiliki kelebihan dalam hal komunikasi yang efektif antar berbagai pihak di tempat kerja. Dengan adanya horenso dapat tercipta sebuah hubungan yang kuat antar sesama rekan kerja ataupun antar atasan dan bawahan.

Secara individu apabila karyawan menerapkan horenso secara baik dan benar maka hal itu dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam dirinya. Selain itu, dengan menerapkan horenso, dalam setiap pekerjaan maka semua orang dapat saling memberikan bantuan satu sama lain. 

Namun demikian, konsep horenso bukannya tanpa cela sama sekali. Konsep ini memiliki kelemahan dari segi prosesnya yang memakan waktu yang cukup lama sebab segala-galanya harus didasarkan atas keputusan atasan.

Kelemahan lain dari konsep ini adalah terlalu bergantung pada keputusan yang dibuat oleh atasan sehingga hal ini nantinya dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan problem solving dari para karyawan.

Nah, demikianlah mengenai budaya kerja Jepang, horenso yang perlu kamu pahami dan ketahui sebelum bekerja di Jepang. Selain mencari tahu tentang budaya, kamu juga perlu menyiapkan keterampilan bahasa Jepang, lho. 

Kamu bisa mempersiapkan diri untuk bekerja di Jepang dengan mengambil kursus bahasa Jepang online di Cakap. Tentukan sendiri jadwal belajar dan pilih sendiri sensei yang paling membuatmu semangat belajar. Yuk, daftar sekarang! #SiapaCakapDiaDapat

Referensi:

  • jepang-indonesia.co.id
  • japanesestation.com

Baca juga:

Hilda
Passionate about education and crafting captivating content, I am a dedicated Content Writer with 5 years of experience in the education industry. I excel at crafting compelling narratives that educate, inspire, and entertain across various topics and subject matters. With a background in Japanese studies, I bring a unique perspective to writing about Japanese culture and language.