Friendship is about comfort and love. Kamu gak akan dapetin itu kalau ternyata lingkungan pertemananmu itu toxic. Bahasanya generasi milenial soal teman yang bikin hidup gak nyaman ataupun stres disebut teman toxic. Maksud toxic alias “beracun” berarti teman yang menyebarkan lebih banyak aura negatif. Akhirnya, berdampak negatif pula pada dirimu.
Ketika kamu udah berada di tahap where you are afraid of your friend, bahaya. Kemungkinan temanmu itu yang memberikan perasaan negatif sehingga kamu malah takut temenan lagi. Atau ketika sama mereka, kamu pengennya cepet pulang. Gak enak kan begitu?
Jangan ragu untuk checklist tanda-tandanya berikut ini. Siapa tahu selama ini kamu dikelilingi teman toxic.
Si tukang segalanya
Pertama, tukang nyindir dan kritik. Biasanya bilangnya bercanda, tapi perkataannya nyakitin. Termasuk juga sering kasih kritik tanpa ada solusinya. Tiap orang itu butuh dapet pencerahan atau pendapat orang lain. Kalau cuma bisa kritik tapi mereka gak tahu cara mengatasinya? Hm.
Kedua, tukang nyalahin. Gak sesuai keinginan mereka, ya ngomel. Itulah contoh pertemanan yang gak baik. Lama-lama juga kamu akan sadar kalau mereka sering menyalahkan kamu terhadap hal-hal yang sebenarnya bisa diomongin baik-baik. Yang terakhir yaitu tukang ngeluh. Merasa mereka doang yang punya masalah di dunia ini. Padahal, oh look at others, yo.
Number one, eh?
Maunya jadi nomor satu. Kalau cerita ke kamu, maunya ya kamu jadi pendengar aja. Tapi giliran kamu gantian cerita, mereka seperti kasih reaksi gak peduli. Ceritamu itu bisa dianggap gak penting makanya mereka cenderung mengalihkannya dengan hal lain. Selfish deh pokoknya. Ketika kamu gantian jadi pembicara, mungkin jawabannya, “Oh gitu.. Eh iya, kemarin tuh gue lihat ada film bagus. Nonton aja yuk?” Nah, ngerti kan?
Everything’s a competition
Takut merasa tersaingi, makanya mereka anggap kalau berteman sama kamu itu banyak yang harus dilombakan. Misalnya kamu punya pacar, ya mereka juga harus. Bakalan ngiri kayak cacing kepanasan deh tuh.
Who’s talking behind me?
Hayo. Udah egois, tukang nyebarin hal negatif, ujungnya ngomongin dari belakang. Semisal kamu denger berita ini dari temanmu yang lain ataupun kamu denger sendiri ketika mereka ngomongin kamu, ya udah fix toxic.
Jangan didiemin kelamaan. Nanti mental kamu down, sedih terus, gabut gak tahu harus apa lho. Mending calm down dan baca tips ini supaya kamu mampu menghadapi teman-teman seperti pada deskripsi tadi.
No drama, gak penting
Hati-hati, mereka suka play victim. Ketika mereka salah, gak akan mau mengakui dan malah bertele-tele soal nyalahin kamu balik. Bla-bla. Tapi ingat, jangan ditanggapin nanti timbul drama yang cringe. Jangan mau terjebak dalam “permainan” mereka.
Iyain aja dulu, ikutin aja apa yang dia ingin lakukan. Yang penting, kamu stay neutral. Perhatikan the way they treat u and others. Itung-itung sembari observe mereka itu bisa berujung sampai di mana ketika ada suatu masalah. Kalau masih drama, don’t say anything. Stay on your own lane.
Put a little courage
Berani say no, berani tegas. Biasanya kamu kesulitan untuk menolak ajakan atau menuruti keinginan mereka ya? Padahal, itulah caranya kamu menghadapi teman toxic. Jangan merasa gak enakan. Kalau terus merasa gitu, mereka gak akan berhenti mempengaruhi mentalmu. This is your life man, jangan mau berteman dengan orang yang bahkan gak bikin kamu nyaman.
Boundary is a yes
Jangan keseringan meladeni mereka, nanti kamu kena terus lho imbas buruknya. Privacy and boundary itu penting. Batasi komunikasi mulai sekarang. Dengan itu, dijamin hidupmu bakalan lebih chill dari sebelumnya.
Oke, kamu udah tahu ciri-ciri serta cara menghadapi teman toxic. Jangan sampai hal itu mengganggu hidup dan pikiranmu secara terus menerus. Lebih baik kamu fokus terhadap menjaga orang-orang yang memberimu kenyamanan dan mendekatkan diri pada positive thoughts. Semangat guys.
Baca juga: